Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Youtube.com

Menikah tak hanya untuk mensakralkan sebuah hubungan dalam ikatan suci. Lebih jauh lagi, pernikahan juga merupakan upaya legal untuk melanjutkan garis keturunan. Diberkahi anak-cucu yang cakap fisik, mental, intelektual, hingga spiritual tentu menjadi idaman.

Nah, jika dikerucutkan kepada aspek intelektual, agaknya menemukan pendamping hidup dengan potensi menurunkan kecerdasan yang lebih mumpuni dapat ditilik sedari awal, lho. Misalnya ketika pria lebih memilih membangun keluarga bersama wanita yang lebih cerdas dibandingkan dengan wanita berparas rupawan.

Namun, ternyata keputusan tersebut pun menuai pro dan kontra, nih. Yuk simak ulasan berikut!

1. Kecerdasan ibu menurun kuat pada anaknya

Womansera.com

Dikutip dari Daily Telegraph, David Bainbridge, profesor dari Universitas Cambridge menyatakan bahwa kecerdasan seorang wanita kelak akan mempengaruhi tanggung jawabnya ketika menjadi seorang ibu. Ia juga menambahkan, ketika memiliki orangtua yang cerdas, si anak akan berpotensi lebih besar untuk dapat bertumbuh dengan (kecerdasan yang) baik pula.

2. Wanita cerdas melindungi suami dari demensia

Financy.com.au

Selain imbasnya terhadap keturunan, seorang wanita cerdas ternyata juga dapat melindungi sang suami dari demensia di usia tua, lho. Hal ini seperti yang ditemukan oleh seorang profesor dari University of Aberdeen, Lawrence Whalley, yang telah meneliti demensia untuk waktu yang lama.

3. Sisi maskulin pria merasa terintimidasi oleh kecerdasan wanita

Pexels/Moose Photos

Dikutip dari Fedhealth, alasan seorang pria lebih memilih wanita cerdas memang masuk akal. Di lain hal, tim peneliti dari University of Buffalo, California Lutheran University, dan University of Texas menemukan bahwa banyak pula pria yang enggan menjalin hubungan dengan wanita yang lebih cerdas dari mereka.

Lebih lanjut, hasil studi menyimpulkan bahwa kecerdasan superior hanya merupakan sifat yang menarik secara teori. Ketika pria benar-benar bertemu dengan wanita yang lebih cerdas dari mereka, kondisi ini memang memantik ketertarikan.

Akan tetapi, di satu sisi, sosok wanita yang lebih cerdas tersebut ternyata sudah cukup untuk membuat pria merasa terintimidasi. Pasalnya, muncul penurunan yang kentara terhadap perasaan maskulin pria dan rasa ketertarikan terhadap wanita yang mengungguli mereka dalam konteks interaksi hidup tersebut.

4. Wanita cerdas yang masih lajang bukan karena terlalu ketat memilih pasangan

Gomad.ro

Hal ini nyatanya terkait pula dengan temuan lain terkait jalinan hubungan seorang wanita cerdas. Status lajang dari mayoritas wanita cerdas bukanlah karena mereka terlalu selektif dalam memilih pasangan, melainkan memang pria yang enggan memilih menjalin hubungan dengan wanita yang melampaui kapasitas intelektualnya.

Selain itu, dilansir dari Elite Daily, wanita dengan tingkat kecerdasan tinggi dipandang sebagai ‘bermasalah’ dalam sebuah hubungan. Berbanding terbalik apabila justru pihak pria yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Pada intinya, terlepas dari temuan tersebut, keputusan untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita cerdas adalah tergantung pada individu sang pria. Tak hanya wanita cerdas, wanita yang dianugerahi paras rupawan pun memiliki polemiknya tersendiri.

Oleh sebab itu, alangkah baiknya apabila memilih pasangan tersebut didasarkan pada pertimbangan kolektif. Sebab bukankah manusia memang tak ada yang sempurna atas kelebihan dan kekurangannya? Maka, belajarlah menengahi keduanya dengan bijak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team