ilustrasi manusia dan anjing (unsplash.com/Pontus Wellgraf)
Gaya berbicara yang dikatakan dapat mendukung perkembangan bahasa bayi juga dipraktikkan ketika kamu berbicara dengan hewan. Namun, hewan tidak dapat berbicara. Kalau begitu, tujuannya untuk apa?
Sehubungan dengan hal itu, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa baby talk dengan bayi manusia dan baby talk dengan hewan memiliki perbedaan. Mengutip National Geographic, baby talk dengan hewan tidak melebih-lebihkan pengucapan suatu kata dengan harapan hewan tersebut dapat mengucapkan kata itu. Untuk baby talk dengan manusia, hal ini digunakan agar dapat mendukung perkembangan bahasa bayi. Di sisi lain, hewan tidak dapat berbicara sehingga tidak masuk akal untuk melebih-lebihkan pengucapan kata.
Nah, baby talk dengan hewan merupakan insting alami yang muncul dari keinginan untuk terhubung dengan hewan peliharaan pada tingkat yang lebih dalam. Dilansir Elite Daily, Courtney Glashow, pemilik dan psikoterapis dari Anchor Therapy menjelaskan bahwa ketika menggunakan baby talk, kita mengakui bahwa bayi tidak dapat membalas ucapan kita. Di saat yang bersamaan, kita juga berharap bayi tersebut dapat bereaksi dengan positif. Kita pun mengadopsi cara bicara ini pada hewan karena gaya tersebut biasanya mendapatkan reaksi yang baik dari bayi manusia.
Menurut Beverly B. Palmer, profesor emeritus departemen psikologi di California State University, baby talk menjadi cara mendisiplinkan peliharaan yang baik dan efektif. Konteks peliharaan yang dimaksud adalah anjing (Canis lupus familiaris) dan kucing (Felis catus).
Kalau bicara soal peliharaan reptil (Reptilia), faktanya mereka juga mampu menikmati interaksi dengan manusia. Meskipun begitu, belum diketahui apakah baby talk berlaku untuk kelompok hewan ini atau tidak.