ilustrasi aliran listrik dari tangan (commons.wikimedia.org/Miguel Discart)
Ternyata yang bertanggung jawab dari rasa kejut akibat tersetrum saat menyentuh eskalator adalah listrik statis. Hebatnya, untuk memahami masalah ini, kita harus menyelam sampai inti materi paling kecil, yaitu atom. Dilansir The Conversation, tiap atom punya inti atom yang berada di tengah dengan beberapa elektron di sekelilingnya. Nah, inti atom itu mengandung material subatomik bernama proton, elektron, dan neutron.
Proton punya muatan positif, sementara elektron bermuatan negatif. Kalau dalam kondisi normal, jumlah muatan positif dan negatif ini sama sehingga disebut sebagai atom netral. Nah, ketika muatan subatomik ini diberi daya satu sama lain dari berbagai sumber, semisal gesekan dengan bahan-bahan yang menghantarkan listrik, maka keduanya akan saling memberi gaya masing-masing atau disebut elektrostatik. Ketika proses elektrostatik ini tidak seimbang, semisal muatan negatif lebih besar dari positif atau sebaliknya, terjadi ketidakseimbangan muatan yang kemudian disebut sebagai listrik statis.
Lantas, apa hubungan istilah-istilah rumit tersebut pada proses tersetrumnya tangan kita? Jadi, tubuh manusia itu memiliki atom dan subatomik yang dijelaskan sebelumnya. Nah, muatan listrik di dalamnya bisa berubah-ubah, tergantung apa kegiatan kita. Dalam konteks pembahasan ini, asal ketidakseimbangan muatan listrik di tubuh kita dapat terjadi akibat gesekan dengan baju atau celana di tangan.
Kemudian, dilansir Things Lab, ketika kita tangan kita yang sedang mengalami ketidakseimbangan muatan listrik itu menyentuh benda konduktor alias mudah menghantarkan listrik, seperti eskalator, maka muatan elektron akan berpindah dengan sangat cepat. Nah, perpindahan inilah yang memberikan kita sensasi tersetrum selama sepersekian detik. Pada kondisi tangan atau udara kering, sensasi tersetrum yang kita rasakan dapat lebih tinggi karena tumpukan listrik statis semakin banyak di permukaan kulit.