potret harimau Siberia (pixabay.com/Marcel Langthim)
Pada Desember 1997, Vladimir Markov yang merupakan mantan peternak lebah, melakukan perberburuan di provinsi Primorye, Rusia. Saat berburu, dia menemukan seekor harimau Siberia yang beratnya mencapai lebih dari 226 kilogram. Markov menembaknya, tapi harimau tersebut berhasil melarikan diri.
Beberapa hari kemudian, Vladimir Markov ditemukan tewas dengan tubuh yang terkoyak dan dimakan oleh harimau Siberia. Tragedi mengerikan itu dilaporkan kepada Yuri Trush, kepala unit anti-perburuan liar Inspection Tiger. Biasanya, Trush melindungi hewan-hewan yang terancam punah ini, tetapi kali ini Trush diminta untuk membunuh hewan ganas ini.
Yuri Trush berpendapat bahwa harimau Siberia tersebut masuk ke kabin Markov saat Markov sedang keluar untuk berburu. Harimau itu merusak peralatan dan perlengkapan memasaknya, bahkan merobohkan kakusnya. Harimau itu kemudian menunggu Markov kembali hingga berjam-jam. Saat Markov masuk ke dalam kabinnya, kucing besar itu menyerangnya seperti membalas dendam.
Selain kabin Markov, harimau itu juga masuk ke rumah seorang laki-laki. Ia menyeret kasur milik laki-laki itu ke salju dan beristirahat di tempat tidur tersebut sambil menunggu korbannya tiba. Diketahui ternyata harimau pembunuh ini merenggut setidaknya 3 nyawa sebelum berhasil dilumpuhkan.
Akhirnya, Trush dan timnya menemukan harimau tersebut. Kucing besar itu menyerang Trush, tetapi Trush berhasil melepaskan dua tembakan sebelum dia diterjang dan terjatuh ke salju. Trush hanya mengalami luka ringan, karena dua rekannya berhasil menembak harimau Siberia tersebut hingga mati.
Manusia memang makhluk hidup tertinggi ketimbang hewan. Akan tetapi, manusia tidak dibekali kemampuan dari segi kekuatan, kecepatan, dan pertahanan diri seperti yang dimiliki hewan. Itu sebabnya, terkadang manusia bisa kalah dengan hewan-hewan buas ini. Meski begitu, manusia memiliki akal yang sempurna, yang tidak dimiliki hewan.