7 Kosmodrom Milik Rusia, Ada yang Terapung di Atas Laut

Salah satu hal paling penting dalam pengembangan teknologi luar angkasa adalah tempat peluncuran roket. Rusia menyebut situs tersebut kosmodrom. Selain digunakan untuk mengantarkan satelit, kosmodrom juga bisa digunakan untuk meluncurkan rudal balistik antar benua.
Sejak era perlombaan teknologi luar angkasa dimulai setelah Perang Dunia Kedua, Rusia yang dulu dikenal sebagai Uni Soviet telah membangun beberapa kosmodrom. Beberapa terletak di kota yang tertutup sehingga tidak dapat dimasuki oleh orang asing.
Ketika Soviet runtuh pada awal tahun 1990-an, banyak kosmodrom yang berhenti beroperasi. Itu karena Rusia memiliki keterbatasan dana. Saat ini, kosmodrom Rusia yang paling aktif digunakan adalah Baikonur. Kosmodrom ini terletak di Kazakhstan, yang dulu menjadi bagian dari Uni Soviet.
Berikut ini adalah tujuh kosmodrom Rusia, salah satunya terapung dan dapat meluncurkan roket ke luar angkasa dari permukaan laut.
1. Kosmodrom Baikonur
Rusia yang dulu bernama Uni Soviet adalah negara yang unggul dalam pengembangan teknologi luar angkasa. Negara itu tercatat sebagai negara pertama yang sukses meluncurkan satelitnya ke orbit bumi.
Untuk melakukan peluncuran satelit menggunakan bantuan roket, dibutuhkan sebuah tempat khusus. Soviet menyebut tempat itu kosmodrom atau pusat peluncuran luar angkasa.
Sebagai negara pertama yang meluncurkan satelit, Soviet juga negara pertama yang membangun pusat peluncuran luar angkasa. Situs pertama yang dibangun adalah kosmodrom Baikonur.
Dibangun pada tahun 1957, satelit pertama Soviet yaitu Sputnik, terbang ke luar angkasa dari kosmodrom tersebut. Manusia pertama yang terbang ke luar angkasa, Yuri Gagarin, juga terbang dari tempat tersebut.
Kosmodrom Baikonur saat ini menjadi pusat peluncuran luar angkasa tertua di dunia. Situs itu juga telah menjadi situs paling penting dalam perkembangan teknologi eksplorasi antariksa.
Ketika Amerika Serikat (AS) menghentikan program pesawat ulang-alik pada tahun 2011, NASA mengalihkan semua astronautnya untuk terbang dari Baikonur, yang saat ini terletak di Kazakhstan.
Meski terkenal dengan nama Baikonur, media AS dulu menyebut situs peluncuran luar angkasa tersebut Tyuratam. Lebih dari 10 ribu staf bekerja di kosmodrom Baikonur dan telah melakukan peluncuran hampir 5 ribu kali dalam sejarahnya.