Meskipun madu memiliki ketahanan alami yang luar biasa, cara penyimpanannya juga mempengaruhi umur simpannya. Madu yang disimpan pada suhu ruangan (sekitar 24 derajat Celsius) dalam wadah tertutup rapat cenderung bertahan lebih lama.
Penyimpanan pada suhu tinggi bisa menyebabkan reaksi Maillard, yang mengubah warna madu menjadi lebih gelap dan menghasilkan senyawa 5-hidroksimetilfurfural (HMF), yang bisa berpotensi beracun.
Di sisi lain, suhu rendah dapat menyebabkan madu mengkristal, meskipun ini tidak mengurangi keamanannya. Oleh karena itu, penyimpanan yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas madu dalam jangka panjang.
Madu adalah salah satu bahan pangan alami yang paling luar biasa, dengan ketahanan yang membuatnya aman untuk dikonsumsi meski setelah bertahun-tahun. Kombinasi kandungan gula tinggi hingga sifat antimikrobanya berperan dalam mencegah pembusukan.
Referensi
Al-Sayaghi, Asma Mohammed, Abdelkodose Mohammed Al-Kabsi, Maisa Siddiq Abduh, Sultan Ayesh Mohammed Saghir, and Mohammed Abdullah Alshawsh. “Antibacterial Mechanism of Action of Two Types of Honey against Escherichia coli through Interfering with Bacterial Membrane Permeability, Inhibiting Proteins, and Inducing Bacterial DNA Damage.” Antibiotics 11, no. 9 (August 31, 2022).
Mandal, Manisha Deb, and Shyamapada Mandal. “Honey: its medicinal property and antibacterial activity.” Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine 1, no. 2 (April 1, 2011): 154–60.
Alaerjani, Wed Mohammed Ali, Sraa Abu-Melha, Rahaf Mohammed Hussein Alshareef, Badriah Saad Al-Farhan, Hamed A. Ghramh, Badria Mohammed Abdallah Al-Shehri, Majed A. Bajaber, et al. “Biochemical Reactions and Their Biological Contributions in Honey.” Molecules 27, no. 15 (July 23, 2022).
Rababah, Taha, Muhammad Al-U’datt, Amjad Naqresh, Sana Gammoh, Ali Almajwal, Mohammed Saleh, Sevil Yücel, Yara Al-Rayyan, and Numan Al-Rayyan. “Effect of Temperature and Time on the Physicochemical and Sensory Properties of Crystallized Honey.” ACS Omega 9, no. 18 (April 25, 2024): 20243–52