Frederik menjelaskan bahwa dunia saat ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pertumbuhan populasi yang pesat, kenaikan biaya bahan baku, hingga permintaan akan pangan yang sehat serta berkelanjutan.
Di kawasan Asia Pasifik, terutama di negara-negara seperti Cina, Korea, Jepang, dan Singapura, perkembangan biosolutions telah mengalami lonjakan signifikan. Berbagai kebijakan pemerintah mendorong pertumbuhan sektor ini. Ini dibuktikan dengan tingginya aktivitas paten bioteknologi yang tercatat dalam lima tahun terakhir.
Menurutnya, hal ini juga tercermin di Indonesia, di mana ada potensi besar untuk mengadopsi biosolutions. Ini bisa dilihat dengan meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan dan kebutuhan akan solusi pangan yang lebih alami, khususnya di kota-kota besar.
"Kemajuan penelitian, investasi swasta atau publik, dan insentif kebijakan di kawasan APAC telah mendukung pesatnya perkembangan bioteknologi. Kawasan ini telah mencatat aktivitas paten bioteknologi yang sangat tinggi selama 5 tahun terakhir," kata Frederik.