Terkadang, arkeologi selalu menemui kesulitan ketika meneliti situs kuno. Seperti halnya pada 2000 tahun yang lalu dari kota Romawi di Suriah yang merupakan contoh dari penemuan yang bisa dibilang kekinian, yakni perang kimia.
Dikutip dari LiveScience, menurut arkeolog Universitas Leicester, Simon James, rekonstruksinya dibangun di atas pertempuran yang berlangsung di bawah tembok Dura-Europos yang menunjukkan bahwa ada 19 tentara Romawi yang tewas di terowongan bawah tanah namun gak mati dalam pertempuran, tapi diperkirakan mereka mati karena sulit bernapas.
Kota itu dipegang oleh Roma dan orang-orang Persia yang ketika itu sedang bertempur, mereka mulai menggali terowongan di bawah tembok. Para pembela Roma menggali terowongan mereka sendiri untuk mencegat lawan, dan terowongan mereka berada lebih tinggi.
Ketika terowongan pengepungan digali pada 1920-an dan 30-an, para peneliti berpikir bahwa terowongan yang mereka gali masing-masing bertemu, yang akhirnya membuat mereka saling bertempur, hingga banyak yang tewas. Tetapi James percaya bahwa orang Persia membiarkan orang Romawi menerobos terowongan, kemudian membakar campuran aspal dan belerang yang mematikan.
Meskipun teori itu terkesan nyata, tetapi mereka menekankan bahwa gak ada bukti nyata tentang hal tersebut. Gak ada catatan tertulis, dan mayat-mayat di terowongan tersebut mungkin sudah dipindahkan oleh penggalian pertama kali, jadi misteri ini hanyalah sebuah teori.