Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi hewan kucing (unsplash.com/Carla Luca de Tena)

Masalah reproduksi adalah salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami oleh kucing. Di antara berbagai masalah reproduksi tersebut, pyometra menjadi salah satu kasus yang paling banyak dijumpai.

Animal Medical Center of Southern California melansir bahwa kasus pyometra ditemukan pada 25 persen dari kucing dan anjing yang belum dioperasi steril. Celakanya, ini merupakan penyakit yang dapat mengancam nyawa hewan tersebut. Lalu, bagaimana cara mencegah terjadinya pyometra pada kucing? Yuk, simak fakta-fakta di bawah ini!

1.Apakah yang disebut dengan pyometra?

ilustrasi mengelus kucing (unsplash.com/Paul Hanaoka)

Pyometra didefinisikan sebagai infeksi pada rahim. Kondisi ini umumnya merupakan infeksi sekunder akibat perubahan hormon reproduksi betina. 

Setelah masa birahi, hormon progesteron bekerja untuk menebalkan dinding rahim dalam rangka persiapan apabila terjadi kebuntingan. Namun, jika setelah beberapa siklus birahi kebuntingan tidak juga terjadi padahal dinding rahim sudah menebal, maka kondisi ini akan menyebabkan terbentuknya kista atau disebut dengan cystic endometrial hyperplasia (CEH).

Dilansir MSD Vet Manual, CEH ditambah dengan sekresi dari dinding rahim adalah area yang sempurna untuk perkembangan bakteri. Biasanya, mikroorganisme tersebut banyak berasal dari flora normal vagina dan saluran kencing.

2.Pyometra juga dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu

ilustrasi vial obat (pexels.com/Thirdman)

VCA Hospitals melaporkan bahwa penggunaan obat-obatan yang mengandung preparat hormon progesteron dapat memicu terjadinya pyometra. Sebab, efeknya menyebabkan perubahan pada rahim seperti yang disebabkan oleh siklus birahi. Jika tidak diberikan dengan tepat, obat-obatan tersebut malah dapat menyebabkan pyometra.

Cat owner patut waspada karena banyak obat-obatan antibirahi yang dijual bebas di pet shop. Mereka mengandung hormon progesteron yang bisa berbahaya jika pemakaiannya tidak tepat. Oleh karena itu, selalu konsultasikan dengan dokter hewan sebelum memberikan pengobatan pada kucing kesayangan.

3.Gejala klinis pyometra bervariasi

ilustrasi kucing sedang minum air (unsplash.com/Dorothea OLDANI)

Gejala klinis pyometra yang umum biasanya tidak spesifik, seperti lemah, nafsu makan turun, sering minum, sering kencing, dan muntah. Dilansir MSD Vet Manual, jika serviks atau leher rahim terbuka, kucing akan mengeluarkan cairan vulva berupa nanah yang terkadang bercampur dengan darah.

Jika leher rahim tertutup, maka nanah yang diproduksi tidak dapat mengalir keluar, sehingga akan terakumulasi di dalam rahim dan perut akan membesar. Kejadian pyometra tertutup jauh lebih berbahaya karena jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan syok dan kematian.

4.Steril menjadi terapi terbaik untuk pyometra

ilustrasi prosedur operasi (pexels.com/Anna Shvets)

Masih dari sumber yang sama, ovariohysterectomy atau operasi steril adalah terapi terbaik untuk kasus pyometra. Tindakan ini menjadi pilihan terbaik karena dapat menghilangkan organ yang sakit tanpa sisa.

Namun, jika cat owner ingin mengawinkan kucing tersebut, pertimbangan terapi dengan obat-obatan tertentu masih dimungkinkan, tergantung keparahan kondisi. Jangan lupa, selalu konsultasikan dengan dokter hewan, ya!

5.Steril juga bisa mencegah terjadinya pyometra

ilustrasi kucing tidur (unsplash.com/Amy Chen)

Seperti yang telah disebutkan di atas, terapi terbaik untuk pyometra adalah dengan steril. Ternyata, prosedur ini juga bisa mencegah terjadinya penyakit tersebut. Jadi, daripada menimbulkan penyakit yang serius, sebaiknya segera sterilkan kucing betina. Mereka akan lebih aman dan cat owner pun jadi tenang.

Setelah membaca tentang penjelasan pyometra di atas, cat owner harus lebih paham dengan masalah reproduksi kucing yang satu ini, ya. Ingat, mencegah selalu lebih baik dari pada mengobati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team