Punya Arti yang Dalam, Ini Sejarah 10 Pepatah Terkenal di Dunia

Jika ingin cepat, pergilah sendiri. Jika ingin pergi jauh, pergilah bersama-sama.

Ada sebuah pepatah kuno dari Afrika yang kurang lebih berbunyi seperti kalimat di atas. Secara harfiah, maksud dari pepatah tersebut memang mudah dipahami. Namun, dari mana pepatah terkenal tersebut muncul untuk pertama kalinya? Well, rupanya kata-kata bijak tersebut memang sudah ada sejak zaman kuno di negara-negara Afrika, dilansir National Public Radio.

Profesor Johnnetta Cole, seorang pakar antropologi sekaligus pimpinan tim ilmuwan di Museum Nasional Smithsonian menyatakan bahwa pepatah kuno Afrika di zaman dulu sering diungkapkan oleh orang-orang Maasai di Kenya dan Igbo di Nigeria. Kultur sosial bangsa Afrika memang terkenal dengan kebersamaan dalam kelompok suku-suku mereka.

Jika Anda tidak bisa hidup lebih lama, hiduplah lebih dalam.

Italia adalah salah satu negara di Eropa dengan usia yang sangat lama. Bahkan negara berpenduduk 60 juta jiwa tersebut memiliki peradaban dan sejarah yang agung di masa lalu. Nah, salah satu karya terkenal dari filsuf Italia adalah warisan kalimat pepatah seperti penggalan kalimat di atas.

Sejarawan dan ahli sastra percaya bahwa pepatah ini sudah ada sejak abad pertengahan di Italia. Kala itu, Italia sedang berada di zaman yang kurang menguntungkan dan ada banyak penulis syair ternama yang menerbitkan puisi, peribahasa, dan pepatah yang memotivasi banyak orang.

Jatuh tujuh kali, bangkit delapan kali.

Jepang memang terkenal sebagai negara yang pantang menyerah. Mereka punya budaya yang malu akan kegagalan. Itu sebabnya, samurai di zaman Jepang Kuno akan bunuh diri jika kehormatan mereka tercabik dalam medan pertempuran. Nah, sejak zaman Jepang dipimpin oleh syogun, mereka sudah dikenal memiliki prinsip hidup kuat.

Menurut laman History of Japan, peribahasa dan pepatah Jepang sudah terkenal di zaman kuno dan dinamakan kotozawa. Uniknya, di zaman dulu, ada banyak orang Jepang yang meyakini bahwa kata-kata mutiara tersebut disampaikan oleh dewa kepada manusia.

Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan.

Kalangan politisi dari negara-negara barat sering menggunakan pepatah kuno ini. Ada yang bilang bahwa pepatah tersebut berasal dari Eropa. Namun, kebanyakan ahli sejarah yakin bahwa pepatah di atas berasal dari Dataran China di zaman kuno. Ya, banyak pemimpin atau kaisar dari negara tersebut yang rupanya juga berpegang pada pepatah ini.

Laman Quote Investigator melaporkan bahwa pepatah unik ini masih masuk dalam ranah perdebatan historis. Pada 1907, di saat penginjil Protestan masuk ke wilayah China, sejarah mencatat bahwa mereka sudah menggunakan pepatah ini dan akhirnya warga setempat mengadopsinya.

Di sisi lain, ada kalangan yang menyatakan bahwa pepatah tersebut berawal dari nasihat-nasihat Konfusius China di zaman kuno. Well, yang terpenting adalah makna yang terkandung di dalamnya. Berbuat baiklah sedapat mungkin, ketimbang harus mengutuk dan menyalahkan kondisi yang ada.

Jika cinta berkuasa, hal yang mustahil dapat dicapai.

Yup, kalimat indah di atas diyakini merupakan pepatah kuno dari India. Sebetulnya, sejarah membuktikan bahwa kepopuleran karya sastra negara tersebut tidak kalah dengan sastra Eropa Kuno. Bahkan, ada begitu banyak manuskrip kuno yang menceritakan mengenai kehidupan sosial, budaya, dan peradaban India Kuno.

Tidak jelas kapan tepatnya pepatah tersebut diucapkan pertama kali. Namun, sejarawan yakin bahwa pepatah-pepatah dari India sama tuanya dengan sejarah awal mula sastra di negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa tersebut.

Kecantikan itu tergantung pada mata yang melihatnya.

Lugas, padat, dan jelas adalah tipe dari pepatah Inggris. Orang-orang Inggris di zaman dulu memang gak suka dengan hal-hal yang bertele-tele. Dicatat dalam laman Phrases, pepatah di atas untuk pertama kalinya muncul pada abad ke-3 SM dengan bahasa Yunani. Kemudian, pada 1500-an, beberapa filsuf asal Inggris mencetak karya sastra dengan beberapa jenis.

Tengok saja karya-karya besar milik William Shakespeare yang nyaris seluruhnya berhubungan dengan keindahan dan cinta. Pada abad ke-19, beberapa pepatah dari zaman Inggris Kuno sudah mulai dicetak dalam bentuk buku. Akhirnya seluruh sastra dari negara tersebut bisa dinikmati oleh banyak orang di dunia.

Nasihat yang baik sering kali terdengar menyebalkan ketimbang nasihat yang buruk.

Dilansir ThoughtCo, peribahasa dan pepatah asal Prancis biasanya digunakan secara bebas dalam bahasa sehari-hari mereka. Itu artinya, pepatah kuno yang ada di Prancis sudah ada sejak zaman dulu dan dianggap sebagai bagian dari budaya berbahasa secara turun-temurun.

Ada banyak pepatah yang berasal dari Prancis. Biasanya, pepatah ditulis ke dalam gaya bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat setempat. Secara garis besar, peribahasa dan pepatah mereka mirip dengan pepatah asal Inggris karena kedua negara tersebut punya sejarah panjang di Eropa.

Hati yang mencintai akan selalu muda.

Tentu sudah kita ketahui bahwa Yunani merupakan negara dengan peradaban luar biasa di masa lampau. Bahkan, pemerintahan tertua di dunia juga diyakini berasal dari Yunani. Mereka punya banyak filsuf dan pemikir hebat di zaman kuno. Mayoritas dari karya mereka masih diajarkan di sekolah-sekolah modern.

Nah, karya filsuf Yunani memang terkenal dengan puisi, peribahasa, pepatah, cerita mitos, dan lain sebagainya. Penggalan kalimat di atas berbicara tentang hati yang mengasihi dan mencintai. Secara konteks, cara penulisan dan pemaknaannya terkesan tidak ada bedanya. Apa yang mereka tulis, itu juga yang mereka maksud secara harfiah.

Tak ada rasa malu karena tidak tahu. Rasa malunya terletak pada tidak mengetahuinya.

Maksud dari pepatah asal Rusia di atas adalah meskipun tidak ada yang tahu segalanya, tapi seseorang masih dapat belajar setinggi mungkin. Sebetulnya tidak diketahui secara pasti kapan pepatah ini lahir, tapi kebanyakan orang Rusia tahu pepatah ini sejak lama.

Menurut laman Master Russian, pepatah dan peribahasa sudah dikenal oleh masyarakat setempat sejak abad ke-12. Beberapa ada yang merupakan karya asli bangsa Rusia. Sebagian lainnya kemungkinan merupakan adaptasi dari kata-kata bijak Eropa di zaman kuno, yang tentunya tidak diketahui siapa penulis aslinya.

Singa dan harimau mungkin lebih kuat daripada serigala, tapi serigala tidak bermain sirkus.

Selain pepatah di atas, ada banyak pepatah dan peribahasa yang tidak diketahui dari mana asalnya. Namun, secara umum, kalangan sejarawan dan ahli bahasa meyakini bahwa pepatah misterius biasanya berasal dari Yunani, Armenia, China, dan bahkan Mesir. Sejarah dan peradaban memang membuktikan bahwa negara-negara tua tersebut menjadi cikal bakal lahirnya sastra modern.

Pepatah di atas memiliki arti bahwa orang kuat dan punya kedudukan tidak akan ada artinya jika ia masih menjilat dan tunduk pada perintah orang lain. Orang kuat yang menjilat pihak lain diasumsikan mirip dengan singa di sirkus. Sementara, serigala dikaitkan dengan orang bebas yang punya jalan hidup dan prinsip kuat dalam hidupnya.

Nah, bagaimana dengan pepatah-pepatah di atas? Tentunya ada ribuan peribahasa dan pepatah yang ada di dunia ini. So, semoga artikel ini bisa memperkaya wawasan kamu, ya!