Christian Laettner saat bermain bersama Minnesota Timberwolves di NBA. (nba.com)
Dengan hak pilih nomor tiga di NBA Draft 1992, Minnesota Timberwolves mengambil Christian Laettner, seorang forward mengesankan dari Duke University. Laettner adalah salah satu pemain paling sukses dalam sejarah bola basket perguruan tinggi. Dia membantu Duke meraih dua gelar juara nasional pada 1991 dan 1992.
Sayangnya, karier Laettner di level NBA tidak seberhasil masa mahasiswa. Meski bermain selama 13 musim di NBA, dia tidak pernah mencapai level dominasi yang diharapkan banyak orang. Laettner bermain untuk beberapa tim, termasuk Minnesota Timberwolves, Atlanta Hawks, dan Washington Wizards, tetapi tidak pernah menjadi bintang yang terang. Untungnya, kontribusinya di level perguruan tinggi tidak dapat disangkal. Laettner tetap menjadi sosok yang dikenang dalam sejarah bola basket dunia, terutama mereka yang senang menonton NCAA.
Meski hanya 1 dari 3 draft pick pertama NBA 1992 yang benar-benar mencapai level kehebatan yang diharapkan, ketiganya tetap memainkan peran penting dalam mengubah wajah NBA. Mereka memberikan pengaruh yang berkepanjangan dalam olahraga permainan ini. Shaquille O'Neal, Alonzo Mourning, dan Christian Laettner mewakili berbagai aspek dan arketipe pemain yang berbeda dalam permainan bola basket profesional.
O'Neal membawa kehadiran fisik yang luar biasa, kemampuan mencetak poin yang kuat, dan kepribadian yang karismatik ke dalam permainan ini. Dia adalah contoh sempurna dari seorang center dominan yang mampu mengendalikan pertandingan di zona dekat ring dan mendominasi lawan-lawannya dengan kekuatannya yang tak tertandingi.
Mourning, di sisi lain, menunjukkan pentingnya pertahanan dan dedikasi dalam menjadi pemain yang sukses. Dia adalah palang pintu yang kuat dan sangat berpengaruh dalam melindungi timnya dari kebobolan. Kontribusinya dalam bertahan membantu membentuk citra Miami Heat sebagai tim bertahan yang tangguh. Ini bahkan menuntun mereka ke tingkat keunggulan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Laettner, meski tidak mampu mengulangi kesuksesannya di level perguruan tinggi, tetap menjadi ikon dalam sejarah NCAA. Keberhasilannya bersama Duke University membuktikan kemampuannya sebagai pemain terbaik di tingkat mahasiswa. Dia telah mengilhami banyak pemain muda untuk mengejar karier mereka dengan bermain di tingkat perguruan tinggi terlebih dahulu.