Jrue Holiday, guard Boston Celtics di NBA (nba.com)
Boston Celtics menang 4-1 di Final NBA. Mereka menang berkat permainan tim yang solid, terutama dalam hal bertahan. Jrue Holiday, guard senior Celtics, berperan sebagai penangkal utama Kyrie Irving, guard andalan Dallas Mavericks. Dia mampu meminimalisasi peran Irving di lapangan. Padahal, Irving sangat sulit dijaga. Anthony Edwards, guard Minnesota Timberwolves yang energik, yang berhadapan dengannya pada Final Wilayah Barat NBA saja kesulitan menjaga Irving.
Di sisi lain, Celtics juga punya Al Horford, pemain senior denga segudang pengalaman. Meski masa keemasannya sudah lama lewat, center berusia 38 tahun itu mampu berkontribusi menahan gempuran serangan Mavericks setidaknya di bagian paint area. Sudah begitu, dia juga piawai menembak tripoin dengan persentase mencapai 47,1. Akurasinya bisa mengurai pertahanan Mavericks yang rapat.
Horford juga berjasa mengisi satu slot kosong yang ditinggalkan Kristaps Porzingis yang cedera. Dia membuat Celtics adaftif terhadap kondisi mereka. Celtics boleh kehilangan pemain penting, tetapi pemain lain siap menggantikan perannya.
Ini juga terjadi di antara starter. Jayson Tatum memang tidak begitu baik sebagai pencetak poin di Final NBA, tetapi piawai mengatur permainan di samping Jrue Holiday dan Derrick White. Jaylen Brown, yang sebenarnya juga tidak begitu baik dalam mengeksekusi tembakan tripoin, mampu maju sedikit lebih dekat ke arah ring untuk mencetak poin.
Brown akhirnya keluar sebagai Most Valuable Player (MVP) di Final NBA. Itu terjadi bukan hanya karena perannya secara ofensif, melainkan juga defensif. Brown mampu menjaga Luka Doncic, jagoan Dallas Mavericks, dalam lebih dari 150 penguasaan bola.
Permainan tim yang solid dan adaftif ini yang memberi pengaruh besar atas kemenangan Boston Celtics di Final NBA. Masing-masing pemain memerankan bagiannya dengan baik. Derrick White, kepingan penting lainnya, bahkan rela giginya patah untuk memastikan barisan pertahanan mereka tetap rapat.