Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bulu tangkis
ilustrasi bulu tangkis (unsplash/Stephan Rothe)

Intinya sih...

  • Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani [7] kalah dari ganda putra Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.

  • Jonatan Christie [5] takluk dari tunggal putra Taiwan, Lin Chun Yi, dengan skor 5-21 dan 20-22.

  • Putri Kusuma Wardani [7] dikalahkan oleh tunggal putri Jepang, Akane Yamaguchi, dengan skor 14-21 dan 11-21.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

China Masters 2025 yang digelar di Shenzhen Arena, Shangbu North Road, China, sejak 16 September kini telah memasuki babak final. Turnamen level Super 750 ini menjadi salah satu ajang bergengsi yang diikuti para pebulutangkis top dunia, termasuk sejumlah wakil dari Indonesia. Sayangnya, langkah pebulu tangkis Merah Putih yang jadi unggulan dalam turnamen ini justru terhenti lebih cepat dari harapan. Tak satu pun dari mereka berhasil menembus semifinal.

Kekalahan ini tentu menjadi catatan tersendiri, mengingat ketiganya datang dengan status unggulan dan performa yang cukup menjanjikan di turnamen-turnamen sebelumnya. Satu per satu wakil Indonesia harus angkat koper, bahkan sebelum mencapai babak empat besar. Siapa saja mereka dan bagaimana perjalanan mereka di China Masters tahun ini? Berikut ulasannya.

1. Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani [7] takluk dari ganda putra Jepang

Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani harus mengakui keunggulan pasangan Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, di laga perdana mereka di China Masters 2025. Unggulan ketujuh asal Indonesia ini kalah dua set langsung dengan skor 16-21 dan 20-22 dalam waktu 44 menit. Kekalahan ini membuat langkah mereka langsung terhenti pada laga perdana China Masters 2025.

Meski sempat memberikan perlawanan ketat di gim kedua, Sabar/Reza belum mampu membalikkan keadaan. Hasil ini juga membuat rekor pertemuan mereka kini menjadi 2-1 untuk keunggulan Hoki/Kobayashi. Padahal, sebelumnya pasangan Indonesia itu sempat mencuri kemenangan dalam pertemuan terakhir mereka pada ajang Hong Kong Open 2025 pekan lalu.

2. Jonatan Christie [5] gagal mengatasi perlawanan tunggal putra Taiwan

Jonatan Christie menjadi unggulan dari Indonesia kedua yang tersingkir lebih awal di China Masters 2025. Ia takluk dari tunggal putra Taiwan, Lin Chun Yi, dengan skor 5-21 dan 20-22 dalam laga berdurasi 40 menit. Kekalahan ini cukup mengejutkan, terutama karena Jonatan tampil sebagai unggulan kelima di China Masters 2025 ini.

Pada gim pertama, Jonatan tampak kesulitan menemukan ritme permainannya dan kalah telak 5-21. Ia sempat bangkit di gim kedua dan memaksa pertandingan berjalan lebih ketat, tapi tetap harus menyerah di angka kritis pada babak kedua turnamen BWF Super 750 tersebut. Hasil ini juga menjadi kekalahan perdana Jonatan dalam empat pertemuannya melawan Lin Chun Yi.

3. Putri Kusuma Wardani [7] dikalahkan tunggal putri Jepang

Putri Kusuma Wardani menjadi unggulan asal Indonesia lainnya yang gagal melaju ke semifinal China Masters 2025. Ia takluk dari tunggal putri Jepang, Akane Yamaguchi, dengan skor 14-21 dan 11-21 dalam pertandingan berdurasi 33 menit di babak delapan besar. Kekalahan ini sekaligus menutup peluang wakil unggulan Indonesia untuk tampil di babak empat besar.

Secara peringkat, Akane memang lebih diunggulkan karena menempati unggulan keempat, sedangkan Putri berada di posisi ketujuh. Meski sudah berusaha memberikan perlawanan, Putri belum mampu mengimbangi permainan cepat dan solid dari Akane. Hasil ini juga memperpanjang rekor pertemuan mereka menjadi 0-5 untuk keunggulan Akane.

Kekalahan mereka ini tentu menjadi pukulan bagi Indonesia di ajang China Masters 2025. Harapan untuk melihat wakil Merah Putih bersaing di babak semifinal bahkan final pun pupus lebih cepat. Meski datang dengan status unggulan, Sabar/Reza, Jonatan Christie, dan Putri Kusuma Wardani belum mampu menunjukkan performa terbaik mereka di turnamen kali ini.

Hasil ini menjadi evaluasi penting bagi tim pelatnas, terutama jelang turnamen-turnamen besar berikutnya. Konsistensi performa dan kesiapan menghadapi lawan-lawan tangguh dunia menjadi hal yang perlu dibenahi. Menarik untuk ditunggu bagaimana kebangkitan para pemain ini di ajang mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team