Stephen Curry meraih berbagai penghargaan di NBA bersama Golden State Warriors sejak 2009. (nba.com)
Kekalahan dari San Antonio Spurs tidak lantas membuat Golden State Warriors terpuruk. Kekalahan itu justru menjadi pelecut untuk tampil lebih baik lagi. Sejak kalah pada babak semifinal wilayah, Warriors melakukan evaluasi agar bisa mendominasi.
Dari hasil evaluasi, Bob Myers melihat timnya belum memiliki pemain veteran yang bisa membimbing pemain-pemain muda mereka. Dia pun berusaha mencari solusinya. Solusi itu terwujud melalui sosok Andre Iguodala.
Untuk merekrut Iguodala, Warriors mesti melepas beberapa pemainnya. Namun, Myers sukses menambal kekurangan pemain dengan rekrutan lainnya.
Sayangnya, kedatangan Iguodala tidak serta merta membuat Warriors juara. Mereka memang makin tangguh, tetapi masih harus tumbang di playoff. Warriors pun melakukan evaluasi lagi.
Dari hasil evaluasi, Warriors memutuskan berpisah dengan Kepala Pelatih Mark Jackson. Sebab, tahun terakhirnya cukup bermasalah. Jackson dianggap gagal menjalin hubungan yang baik dengan manajemen. Dia bahkan bermasalah dengan stafnya sendiri di jajaran kepelatihan.
Untuk menggantikan Mark Jackson, Bob Myers memilih Steve Kerr sebagai suksesor. Meski begitu, perekrutannya dianggap kontroversial. Sebab, Kerr tidak punya pengalaman sebagai kepala pelatih tim NBA.
Untungnya, Myers tetap percaya kepada Steve Kerr, mengingat sosoknya yang cukup berpengalaman di dunia bola basket. Kerr adalah salah satu murid pelatih legendaris, Gregg Popovich. Dia juga sempat menjadi presiden sekaligus manajer umum Phoenix Suns.
Sebagai pemain, Steve Kerr pernah juara bersama Chicago Bulls (3) dan San Antonio Spurs (1). Dia terkenal sebagai salah satu penembak jitu terbaik sepanjang masa. Perspektifnya dibutuhkan untuk mengembangkan Stephen Curry dkk.
Kehadiran Kerr rupanya juga berbuah baik. Dia mampu membimbing Warriors menjadi juara pada 2015. Kerr berjasa mengubah Stephen Curry menjadi mesin poin. Begitu pun dengan Klay Thompson. Draymond Green, yang hanya terpilih pada putaran kedua di NBA Draft, malah jadi pemain kaliber All-Star. Ketiganya masih bertahan hingga dewasa ini.