Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Golden State Warriors (twitter.com/warriors)

Golden State Warriors kembali ke Final NBA pada 2022 ini setelah absen selama 2 musim beruntun. Lolosnya tim asal San Fransisco ke gelaran puncak kompetisi bola basket terbesar sedunia itu sekaligus menegaskan lagi kejayaan mereka.

Warriors memang bukan tim sembarangan. Mereka merupakan pemegang enam gelar juara NBA sejak 1947. Tiga di antaranya direngkuh pada 2015, 2017, dan 2018. Namanya bertambah masyhur karena mampu mendominasi NBA selama setengah dekade ke belakang.

Warriors bahkan menjadi tim percontohan. Permainan mereka merevolusi permainan bola basket secara global. Warriors adalah bukti kalau olahraga permainan satu ini selalu bisa berkembang ke tingkat yang hampir tidak pernah terbayangkan.

Lantas, bagaimana manajemen Golden State Warriors membentuk jati diri mereka sebagai tim yang dominan selama ini? Itu sebenarnya bukan rahasia lagi. Mereka setidaknya punya lima langkah penting agar menjadi salah satu tim terhebat sepanjang masa.

1. Melalui transisi dengan penelitian yang cukup

Stephen Curry menjadi pencetak tripoin terbanyak sepanjang masa pada Desember 2021. (nba.com)

Joe Lacob, seorang pebisnis asal Amerika Serikat, menjadi salah satu dalang di balik kehebatan Golden State Warriors. Dia termasuk sosok penting yang ikut menaruh fondasi waralaba ini.

Lacob memulai gebrakannya dengan membeli Warriors bersama rekan-rekannya pada 2010. Mereka membayar 450 juta dolar AS (kini setara Rp6,5 triliun) kepada pemilik sebelumnya untuk menebus waralaba yang saat itu tengah jatuh.

Warriors pada 2000-an memang jauh dari kata sukses. Mereka bukan seorang pesaing di NBA. Warriors lebih mirip tim papan bawah dengan rekor-rekor yang buruk.

Kedatangan Lacob dkk tentu menjadi angin segar. Apalagi mereka serius membenahi tim agar memiliki masa depan cerah. Lacob sampai mencari peluang sukses lewat berbagai penelitian. Mereka ingin punya data yang cukup demi mengembangkan sesuatu yang besar. Ia dan timnya kemudian menganalisis berbagai kemungkinan. Salah satunya kemungkinan memanfaatkan tembakan tripoin sebagai senjata mutakhir.

Lacob dkk akhirnya menemukan fakta bahwa frekuensi tembakan yang dilepas di sekitar depan garis tripoin dengan di belakang garis tripoin tidak berbeda jauh. Padahal sebuah tim bisa menambah peluang poin sekitar 43 persen seandainya mampu memanfaatkan tembakan di belakang garis tripoin.

Tembakan tripoin sendiri sebenarnya sudah ada sejak lama. Garis tripoin juga sudah diterapkan di NBA sejak 1979. Namun, tembakan tripoin tidak langsung populer. Pada awal milenium baru, proporsinya hanya 22 persen dari seluruh tembakan di NBA.

Penelitian Lacob dkk kemudian menjadi secercah harapan. Mereka yakin tembakan tripoin bisa sangat berguna di NBA. Transisi Warriors dari tim papan bawah ke papan atas pun bermula dari sini.

2. Mengumpulkan kepingan penting

Editorial Team

Tonton lebih seru di