Penuh kejutan dan tidak terduga. Dua kata yang menggambarkan persepakbolaan Indonesia musim ini. Mulai dari keberanian Persib Bandung membeli pemain sekelas Michael Essien, dan akhirnya banyak tim lain yang kepincut dengan pemain label "bintang" marquee player.
Seseorang dikatakan marquee player apabila bermain di liga top Eropa atau bermain di tiga edisi terakhir Piala Dunia. Selain Essien, siapa sih pemain lainnya?
Bermain di klub Stoke city, ia sempat beberapa kali menjadi pemain utama. Masalah kebugaran sayangnya membatasi kariernya di Liga Inggris.
Ia sekarang bermain untuk klub kebanggaan Madura yaitu, Madura United.
Mungkin pemain ini cukup asing bagi kalian. Tapi apakah kalian tahu jika Smeltz adalah striker yang mencetak gol ke gawang Buffon pada Piala Dunia 2010? Musim ini, ia akan bermain di PBFC atau Pusamania Borneo FC.
Bermain bersama sebuah klub di Portugal, membuat ia berlabel "marquee player". Kariernya tidak terlalu cemerlang bersama Pacos Fereirra karena hanya bermain empat kali.
Bermain bersama Persela Lamongan apakah akan mengubah peruntungannya?
Sebenarnya, pemain satu ini sudah bermain bersama PSM Makassar sejak musim lalu. Namun karena label marquee player baru ada tahun ini, maka ia layak berada di sini.
Bermain selama lima tahun di klub Belanda seperti Roda JC, PEC Zwollee dan Willem II, membuat pengalamannya sangat dibutuhkan oleh Makassar. Musim lalu, ia sudah membuktikan sebagai jenderal lapangan di PSM Makassar.
Pemain marquee player satu ini bermain di klub Persiba Balikpapan. Anmar pernah bermain selama dua tahun di klub Belanda yaitu Heeracles Almelo.
Pembelian pemain berlabel "bintang" harusnya menjadi sebuah contoh persepakbolaan di Indonesia. Namun, hal yang harus dicermati adalah kesiapan sebuah tim dalam sisi non-teknis juga harus diperbaiki. Misal seperti stadion, ticketing dan lainnya.
Banyak juga suporter klub yang menyesali keputusan pembelian marquee player karena mereka berpikir bahwa renovasi stadion merupakan hal yang paling penting. Bukan malah membeli pemain dengan harga terlampau mahal.