7 Petarung MMA Ini Ternyata Punya Gelar Akademik yang Tinggi

Tak diragukan lagi, Chael Sonnen merupakan bad boy UFC yang paling sering melontarkan ujaran provokatif kepada lawan-lawannya. Bahkan, dia sangat kreatif mengolah kata-kata provokatifnya itu. Publik pun bertanya-tanya, dari mana ia memperoleh kosa kata yang kaya itu.

Dikutip dari Ranker.com, ternyata dia adalah lulusan Sarjana Sosiologi dengan gelar Bachelor of Science dari universitas bergengsi di Amerika Serikat, Oregon University. Di luar oktagon, Sonnen bekerja sebagai broker real estate. Petarung berjuluk American Gangster ini bahkan mencoba masuk ke dunia politik!

Jeff Monson adalah petarung kelas berat UFC yang telah memenangkan banyak gelar sejak ia memulai debutnya pada tahun 1997. Monson juga terkenal sebagai seorang dengan pandangan politik komunis.

Pun, dia beralih kewarganegaraan dari Warga Negara Amerika Serikat ke Warga Negara Rusia seperti pengakuannya kepada Newsweek.com. 

Sebelum beralih menjadi petarung profesional, Monson adalah seorang konsultan anak dan keluarga! Lalu dari mana dia mendapatkan pemikiran intelektualnya itu?

The Snowman julukan Monson di oktagon, ternyata memiliki gelar Sarjana Psikologi dari University of Illinois. Bahkan dia mendapatkan gelar Master dari University of Minnesota Duluth. Monson membuktikan jika tubuh penuh tato tidak menunjukkan tingkat pendidikan seseorang.

Rosi Sexton adalah petarung perempuan yang paling ditakuti di oktagon. Dia memiliki sabuk hitam Taekwondo dan Jiu Jitsu. Sexton mencatat 13 kemenangan dari 15 pertarungan.

Di luar oktagon, Sexton ternyata memiliki prestasi akademik yang luar biasa. Dikutip dari Independent.co.uk, dia memperoleh gelar Sarjana Matematika dari Universitas Cambridge! Bahkan dia menyabet gelar PhD Teori Ilmu Komputer dari Manchester University!

Sexton juga seorang praktisi osteopati (Cabang ilmu kedokteran yang menangani gangguan medis dengan pemijatan atau manipulasi tulang, sendi dan otot).

Rich "Ace" Franklin saat ini telah menikmati kesuksesannya di oktagon, terutama di Ultimate Fighting Championship, sebagai juara kelas menengah. Sepanjang sejarah karier adu jotosnya, Franklin mencetak rekor 28 kali kemenangan dengan hanya menelan tujuh kekalahan.

Di luar ajang adu jotos, Franklin adalah seorang siswa berbakat. Mantan guru matematika memegang gelar Sarjana Matematika yang telah diupgrade menjadi gelar master di bidang pendidikan! Kedua gelar itu didapatkannya dari University of Cincinnati.

Per Juni 2014 lalu, Franklin diumumkan sebagai Vice President Asian Mixed Martial Arts ONE Championship.

Shane Carwin adalah seorang pria dengan riwayat pertarungan yang cukup mengesankan. Mesin bogem mentah ini tanpa henti itu menimbulkan dampak kerusakan yang hebat saat dia melakukan debut MMA-nya.

Carwin dipuji sebagai petarung yang gigih di divisi kelas berat UFC. Dia sekarang mencatat 12 kemenangan dengan hanya dua kali kalah.

Seandainya dia tidak memukul orang untuk mencari nafkah, Shane Carwin bisa saja memilih opsi untuk menjalani hidup biasa. Pasalnya, dikutip dari UFC.com, Carwin meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari Colorado School of Mines, dan gelar Master di bidang Environmental Technology Western State Colorado University!

Masa kecil Terry Martin yang sulit membuatnya terlibat dalam budaya geng sejak usia muda. Dia kemudian menggunakan seni bela diri campuran untuk mengubah hidupnya, di mana dia sukses menjadi petarung kelas menengah yang tangguh.

Terry Martin dikenal sebagai petarung yang pernah menaklukkan petarung bela diri campuran terkenal seperti Ivan Salaverry, Chael Sonnen dan Jorge Rivera. Sepanjang karirnya, dia mencatat 23 kemenangan dengan 11 kekalahan.

Dengan masa kecil yang sulit ditambah ia mampu mengalahkan nama-nama besar atlet MMA, sukar dipercaya jika Martin adalah seorang Sarjana Psikologi dari Northern Illinois University dan memiliki gelar Master dalam bidang psikologi klinis dari Adler School of Psychology's Chicago.

Martin menggunakan segala pengetahuan akademiknya untuk membantu anak-anak di bagian kota yang kumuh supaya mendapat hidup yang layak.

Bagaimana seseorang bisa mengatur jadwal antara bekerja, berkelahi dan menyelesaikan studi akademik? Bukankah itu terlalu berat untuk dilakukan? 

Adalah Takeya Mizugaki yang bisa melakukan ketiganya. Dia tengah berkuliah saat berpartisipasi dalam ajang bela diri campuran Shooto and Cage Force. Dan selama waktu itu, ia memiliki pekerjaan paruh waktu yang bekerja di SPBU. Mizugaki akhirnya mendapatkan gelar Master pada bidang Teknik Elektro dari Kanto Gakuin University.

Meski tidak memiliki catatan bintang, telah dipuji karena menjadi petarung yang kompetitif dan telah menerima banyak penghargaan atas prestasinya. Sejauh ini, dia mencatat rekor 21 kemenangan dengan 13 kekalahan.

Itulah tujuh petarung MMA yang memiliki otak cemerlang.