Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-09-29 at 11.55.56 (2).jpeg
Ilustrasi 76 Indonesian Downhill Urban 2025. (Dok. Megapro)

Intinya sih...

  • Karakter trek Semarang beda dengan Pasuruan, menghadirkan speed lebih tinggi

  • Rider tak sabar rasakan lintasan seri kedua yang memiliki tantangan tersendiri

  • Ajang ini mempertandingkan 12 kategori, membawa semangat sportainment dengan nuansa sport yang kental

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - 76 Indonesian Downhill (76 IDH) Urban 2025 masuki seri dua di Semarang pada 4 dan 5 Oktober 2025. Ajang ini diprediksi menghadirkan persaingan lebih seru ketimbang seri pertama di Pasuruan.

Rencananya, trek seri dua di Semarang ini membentang dari Desa Tegalsari hingga Taman Budaya Raden Saleh, Semarang. Agnes Wuisan dari 76 Rider selaku penyelenggara menyebut, balapan kali ini akan hadirkan atmosfer berbeda.

"Kami yakin kehadiran 76 IDH Urban di Desa Tegalsari dan Taman Budaya Raden Saleh akan mendapat sambutan hangat. Downhiller yang ikut serta juga semakin banyak, sehingga persaingannya akan kian menarik untuk disaksikan," ujar Agnes dalam keterangan resmi.

1. Karakter trek Semarang beda dengan Pasuruan

Ilustrasi 76 Indonesian Downhill Urban 2025. (Dok. Megapro)

Event Director 76 IDH Urban, Aditya Nugraha, mengungkapkan karakter trek 76 IDH Urban 2025 seri dua berbeda dengan di Pasuruan. Trek ini menghadirkan speed lebih tinggi, dengan panjang lintasan yang lebih pendek sekitar 50 sampai 100 meter.

"Speed tinggi sebagai bentuk mengakomodir masukan beberapa rider di seri pertama yang menyukai urban downhill dengan karakter tersebut, maka kami wujudkan di Desa Tegalsari. Sehingga, banyak rider yang menantikan desain lintasan highspeed yang akan kami buat," ungkap Aditya.

2. Rider tak sabar rasakan lintasan seri kedua

Ilustrasi 76 Indonesian Downhill Urban 2025. (Dok. Megapro)

Salah satu rider elite yang ikut ajang ini, M Abdul Hakim, mengaku siap bersaing di seri kedua di Semarang. Jambol, sapaan akrabnya, menyebut lintasan urban memiliki tantangan tersendiri, salah satunya atmosfer kota yang ramai.

"Saya sudah empat kali mengikuti event urban downhill di Semarang, namun setiap event treknya berbeda serta kejutan baru. Tapi, saya selalu siap menghadapi bagaimanapun itu lintasannya. Semakin ekstrem pastinya semakin tertantang," ujar Jambol.

3. Mempertandingkan 12 kategori

Aksi para downhiller di Indonesian Downhill URBAN 2025 di Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. (Dok. 76Rider)

76 IDH Urban 2025 seri kedua akan memperlombakan 12 kategori, mulai dari Men Elite, Men Junior, Women Open, Men Youth, hingga berbagai kelas Men Master E, D, C, B, A, dan Sport C, B, A.. Event ini membawa semangat sportainment dengan menggabungkan kentalnya nuansa sport.

Berbeda dengan seri 76 Indonesian Downhill (IDH) 2025 yang berstatus points race berlisensi Union Cycliste Internationale (UCI), 76 IDH Urban diposisikan sebagai non-series yang lebih mengedepankan kombinasi kompetisi sengit, sportainment yang mendekatkan olahraga ekstrem ini langsung ke tengah-tengah masyarakat, serta sport tourism.

Editorial Team