Seluruh penari terdiri dari putra dan putri siswa sekolah dan ratusan penari dari berbagai daerah di Indonesia. Variasi pun bukan hanya dri gerakan, tapi juga dari usia para penari. Dari yang muda sampai yang berusia 80 tahun semua kompak menampilkan tarian yang memukau.
Tak heran, koregrafi karya Denny Malik dan Eko Suprianto memukau mata seluruh yang menonton.Tampak kurang lebih 4000 penari yang berbagi tugas serta peran menarikan tarian dari daerah-daerah di Indonesia. Konsep yang tak mudah justru membuat penampilan para penari semakin bergelora. Dari setiap langkah, gerakan hingga musik memiliki makna yang menggambarkan betapa besarnya Indonesia.
Tak hanya menyuguhkan tarian Indonesia, opening ceremony Asian Games 2018 juga menyajikan penampilan teater yang menceritakan budaya Indonesia. Termasuk di dalamnya penyanyi Indonesia, Maruli Tampubolon yang ikut berperan dalam teater ini, dilanjutkan Raisa menyanyikan lagu Zamrud Khatulistiwa.
Siapa sangka tarian yang mengagumkan dari kurang lebih 4000 penari adalah hasil tangan dingin Denny Malik dan Eko Suprianto. Berasal dari latar belakang yang tak sama, tak mudah bagi keduanya menggabungkan karakter tarian dalam sebuah pagelaran yang memukau.
Perjalanan panjang dari penentuan konsep, proses seleksi sampai dengan latihan, memakan waktu tak kurang dari 5 bulan lamanya.
Berlatih dari pagi hingga malam, Denny dan Eko cukup kewalahan melatih para penari yang berasal tak hanya dari background penari, tapi juga masyarakat umum dan pelajar. Namun keduanya mengaku tak pernah berkata lelah, sebab bagi Denny dan Eko inilah yang mereka cintai, terlebih dengan tujuan yang sama yaitu untuk Indonesia.