An Se-young yang Membuat Kita Rindu Sosok Mia Audina

Jakarta, IDN Times - Kegemilangan tunggal putri Korea Selatan, An Se-young, di turnamen French Open 2019, memukau banyak mata pencinta bulu tangkis dunia.
Terutama bagi publik Indonesia, pesona An Se-young yang berprestasi di usia belia membuat kita ingat sosok ikonik di masa lalu, Mia Audina Tjiptawan.
Untuk diketahui sebelumnya, di turnamen level Super 750 itu, An Se-young secara luar biasa mampu memenangi final melawan Carolina Marin pada Minggu (27/10) lalu dan menjadi juara. Ia sekaligus mencatatkan namanya sebagai pemain termuda di sejarah turnamen Super 750 yang mampu jadi juara dengan usia 17 tahun 264 hari.
1. Mengingatkan pada sosok Mia Audina
Ledakan prestasi An Se-young di usia muda tentu mau tidak mau mengingatkan memori publik Indonesia pada sosok ikonik di masa lalu, Mia Audina.
Sama seperti Se-young kini, Mia dahulu adalah bintang muda yang kariernya melesat cepat bak roket. Di usia belum genap 14 tahun, Mia belia sudah masuk Pelatnas PBSI. Setahun berselang, namanya sudah dimasukkan ke skuat Piala Uber tahun 1994, yang kala itu juga diperkuat sang ratu bulu tangkis, Susy Susanti.
Di Piala Uber 1994 dan 1996, nama Mia Audina menjadi salah satu yang memberi sumbangsih kesuksesan membawa pulang piala beregu putri tersebut ke Tanah Air, di mana Piala Uber 1996 adalah kali terakhir Indonesia mampu menjuarainya.
Di kancah Olimpiade, walau tak memboyong medali emas, Mia Audina juga berprestasi. Di Atlanta 1996, ia membawa pulang perak ke Tanah Air. Kelak, pada Olimpiade Athena 2004, kala ia sudah membela panji Belanda, negara asal suaminya, Mia juga sukses boyong medali perak.