Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Balapan dalam Jateng Derby, seri pertama dari The Race of Rising Stars 2025 (Dokumentasi Sarga)
Balapan dalam Jateng Derby, seri pertama dari The Race of Rising Stars 2025 (Dokumentasi Sarga)

Intinya sih...

  • Jateng Derby 2025 dihadiri oleh 15 ribu penonton yang menarik minat dari masyarakat.
  • Menyelenggarakan 18 balapan dan menobatkan 51 kuda pemenang, dengan kelas terakhir dibatalkan.
  • Jateng Derby dikemas secara profesional untuk mengangkat gengsi atlet pacuan kuda yang belum mendapat perhatian khusus.

Jakarta, IDN Times - Kompetisi pacuan kuda di Indonesia bertajuk The Race of Rising Stars 2025 resmi dimulai dengan digelarnya Jateng Derby pada 16 Februari lalu di Gelanggang Pacuan Kuda Tegalwaton, Kabupaten Semarang. Dengan digelarnya seri ini, diharapkan bisa menjadi titik balik dari peningkatan olahraga berkuda di Indonesia.

Jateng Derby memang menarik minat dari para penonton. Tercatat, ada 15 ribu orang yang menyaksikan balapan tersebut. Sarga selaku operator balapan, menyatakan pihaknya menjamin kualitas balapan serta keamanan semua pihak.

"Kami bersyukur dapat menyelesaikan Jateng Derby 2025 pada hari Minggu lalu. Atas peristiwa yang tidak kita kehendaki bersama terjadi pada race terakhir, kami menyampaikan keprihatinan yang mendalam. Bagi Sarga sebagai promotor event, Jateng Derby 2025 akan menjadi acuan untuk penyelenggaraan kejuaraan-kejuaraan dalam kalender event The Race of Rising Stars selanjutnya, khususnya dalam memastikan keamanan dan keselamatan pihak-pihak yang berpartisipasi aktif dalam pacuan, seperti joki dan kuda," ujar Co-Founder SARGA CO Aseanto Oudang dalam pernyataannya, Kamis (20/2/2025).

1. Berharap banyak joki ambil bagian di seri berikut

Balapan dalam Jateng Derby, seri pertama dari The Race of Rising Stars 2025 (Dokumentasi Sarga)

Jateng Derby 2025 menyelesaikan 18 balapan/kelasnya dan menobatkan 51 kuda pemenang. Adapun kelas terakhir yaitu Kelas 3 Tahun Derby div I jarak 1.600 meter dinyatakan batal berdasarkan keputusan PORDASI dan Dewan Steward.

"Bekerja sama dengan PP PORDASI sebagai race organizer, kejuaraan-kejuaraan dalam kalender The Race of Rising Stars 2025 akan tetap mempertandingkan tidak lebih dari 18 balapan/kelas per kejuaraan dengan maksimal 12 kuda yang bertanding per balapan/kelas. Kami juga berharap lebih banyak joki pacuan dapat mengambil bagian dalam kejuaraan-kejuaraan selanjutnya, selain sebagai kesempatan untuk meningkatkan pengalaman dan kemampuan, juga untuk menjaga kualitas pertandingan," ujar Aseanto Oudang.

2. Formatnya dikemas profesional

Balapan dalam Jateng Derby, seri pertama dari The Race of Rising Stars 2025 (Dokumentasi Sarga)

Jateng Derby dikemas dengan format yang profesional. Prosesi pemberian medali, seperti yang ada di balapan pada umumnya, dilakukan sebagai bentuk motivasi atlet dari aspek sporting. Hal ini, diharapkan bisa mengangkat gengsi dari atlet pacuan kuda yang belum mendapat perhatian khusus.

"Selama ini joki pacuan merupakan profesi yang belum mendapatkan perhatian cukup di Indonesia. Padahal, profesi ini sangat krusial bagi penyelenggaraan kejuaraan-kejuaraan pacuan kuda yang lebih kompetitif dan profesional. Kami berharap kehadiran Sarga tidak saja membuat profesi joki pacuan semakin dihargai, tapi juga memicu gairah dalam menjalani musim balap dan meningkatkan kualitas kompetisi," ujar VP Marketing & Operation Sarga, Kevin Jonathan Van Houten.

3. Penonton antusias

Animo penonton menyaksikan balapan dalam Jateng Derby, seri pertama dari The Race of Rising Stars 2025 (Dokumentasi Sarga)

Jateng Derby menjadi seri awal The Race of Rising Star musim 2025. Selanjutnya, masih ada Piala Tiga Mahkota Series 1 dan Pertiwi Cup yang digelar pada 20 April 2025 di Gelanggang Pacuan Kuda Sultan Agung, Bantul, Yogyakarta.

Ini merupakan balapan tier 2 dan menyediakan hadiah total lebih dari Rp1 miliar. Sama seperti di Jateng Derby, akan ada hiburan rakyat pula seperti konser dan budaya di dua event tersebut.

Editorial Team