Formula 1 diguncang kabar besar pada Juli 2025 ketika Red Bull Racing secara resmi memecat Christian Horner dari jabatannya sebagai CEO dan team principal. Keputusan ini mengakhiri masa pengabdian Horner selama 2 dekade sejak pertama kali memimpin tim pada 2005 usai Red Bull mengambil alih Jaguar. Meski mengejutkan secara waktu, banyak pihak menilai keputusan ini merupakan konsekuensi dari gejolak politik internal dan penurunan performa Red Bull yang tak lagi bisa ditutup-tutupi.
Di tengah dominasi McLaren dan naiknya tensi antartim, pemecatan Horner menandai pergeseran arah kepemimpinan di tubuh Red Bull, bahkan di panggung F1 secara keseluruhan. Laurent Mekies sebagai penggantinya diyakini membawa pendekatan yang lebih tenang, kolaboratif, dan terbuka terhadap kerja sama lintas tim. Pada saat bersamaan, pemecatan ini membuka ruang refleksi mengenai peran besar Horner dalam membentuk iklim politik yang selama ini mengisi F1 yang penuh intrik, drama, dan konfrontasi yang kerap melewati batas sportivitas.