Cal Crutchlow, LCR Honda (motogp.com)
Tim satelit saat ini cukup berbeda dengan tim satelit sebelum 2016. Dikutip Asphalt and Rubber, Herve Poncharal (bos Tech3 KTM yang kini menjabat Presiden International Road-racing Team Association/IRTA), mengungkapkan bahwa tim satelit saat itu sulit bersaing dengan tim pabrikan.
Masalahnya ada pada perbedaan sumber daya untuk mengatur pengaturan motor. Dari sisi elektronik, tim satelit masih bermasalah dengan sistem elektronik yang belum sesempurna tim pabrikan.
Setelah 2016, barulah masalah perbedaan teknologi di sisi elektronik ini terselesaikan setelah diperkenalkannya sistem ECU (Electronic Control Unit) tunggal. Pada 2019, Dorna mengawasi penggunaan sistem ECU dan IMU (Inertial Measurement Unit) pada motor.
Apa itu ECU dan IMU? Sederhananya, IMU adalah sistem untuk memberi arahan pada motor, kemudian mengumpulkan datanya. Sedangkan, ICU menggunakan data-data tersebut untuk mengoperasikan fungsi, seperti mengontrol rem, akselerasi, traksi, dan control launch.
Selain elektronik, sisi pasokan mesin dari pabrikan pun mengalami perubahan. Honda pada 2016 memasok mesin spesifikasi pabrikan untuk motor Cal Crutchlow di tim LCR. Crutchlow kemudian mampu menang di Sirkuit Brno, Ceko. Kemenangan Crutchlow ini menunjukkan keuntungan memiliki lebih dari dua motor pabrikan di lintasan balap, karena dapat memberikan lebih banyak data.
Setelahnya, semua pabrikan motor di MotoGP memiliki setidaknya satu motor berspesifikasi pabrikan di tim satelit. Hanya KTM yang kemudian pada 2019 menyediakan mesin spesifikasi pabrikan untuk dua motor tim satelitnya.
Langkah KTM ini diikuti oleh Ducati pada 2020. Francesco Bagnaia dan Jack Miller di tim satelit Pramac Racing mengendarai Ducati GP20. Pabrikan lainnya, seperti Yamaha, hanya memberikan dukungan penuh pada motor Quartararo di tim Petronas SRT. Sementara, Morbidelli hanya menggunakan motor hybrid, mesin platform 2019 dengan dukungan inovasi 2020.