Dari sejak dahulu, Indonesia dikenal sebagai negara bulutangkis dengan ganda putra yang hebat. Dari tahun 1990-an sampai sekarang, Indonesia selalu berhasil menelurkan bibit-bibit ganda putra bertalenta. Dulu kita mengenal Tony Gunawan/Chandra Wijaya, Juara Olimpiade Sydney 2000, yang keduanya dapat dibongkar-pasang dengan Halim Haryanto serta Sigit Budiarto.
Ganda racikan baru yang dihasilkan, Tony Gunawan/Halim Haryanto dan Chandra Wijaya/Sigit Budiarto, juga tetap hebat.
Kemudian kita mengenal sosok Markis Kido/Hendra Setiawan, Juara Olimpiade Beijing 2008, yang kemudian berganti menjadi Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Juara Dunia 2013 dan 2015, serta yang paling baru, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Minions, peringkat satu dunia dan juara All England.
Jika melihat hasil yang telah diraih oleh Indonesia, khususnya ganda putra, di kuartal pertama tahun 2018 ini, maka dapat dipastikan bahwa tren "negara penghasil ganda putra hebat" itu masih akan tetap melekat pada Indonesia.
Sebab dari semua turnamen yang telah diikuti oleh atlet-atlet Indonesia, ganda putra menjadi yang paling banyak masuk final.
Tercatat ada 10 turnamen individu di mana ganda putra Indonesia berhasil masuk ke final, dengan dua di antaranya Finnish Open dan Indonesia International Series, merupakan all-Indonesian finals.
Dari 10 final tersebut, 7 gelar berhasil diraih, termasuk Indonesia Masters, India Open, dan All England - ketiganya diraih oleh Minions.
Jika Berry/Hardi dan Wahyu/Ade berhasil lolos ke babak final, maka estafet prestasi ganda putra Indonesia, khususnya di tahun 2018 ini akan tetap terjaga. Mari kita doakan bersama semoga Berry/Hardi dan Wahyu/Ade dapat bermain dengan maksimal dan bisa lolos ke babak final.