Anthony Sinisuka Ginting di 32 besar Japan Open 2025 (dok.PP PBSI)
Senyum tipis menyertai langkah Ginting saat memasuki lapangan. Menggunakan jersey biru, atlet asal Cimahi, Jawa Barat tersebut, menggendong tas raketnya dan membawa dua raket di tangannya. Tatapan Ginting tampak gugup.
Ginting dan Kodai mencoba lapangan untuk memanaskan diri jelang pertandingan. Setelah mencoba lapangan, kamera menyorot sosok pelatih tunggal putra Indonesia, Indra Wijaya. Dia tampak memberi anggukan optimis. Entah tengah meyakinkan dan menenangkan Ginting sebelum mulai bermain atau untuk dirinya sendiri.
Laga dimulai. Ginting melepas servis. Duel untuk poin pertama berjalan cukup panjang. Sabetan Ginting membuat shuttlecock terpelintir di depan net dan tak mampu dikembalikan Kodai. Skor pertama diamankan Ginting.
Laga berlanjut. Kali ini, Kodai melepas pukulan keras yang tak mampu dikejar Ginting. Kedudukan menjadi imbang 1-1. Laga berlangsung sengit tapi tak lama. Ginting mulai tertinggal dengan skor 6-8.
Pola serang Ginting tak cukup tajam untuk menyamakan kedudukan. Ginting tertinggal hingga 7-10. Kodai Naraoka melepaskan tiga smash keras. Sebanyak dua di antaranya berhasil dikembalikan Ginting, tetapi backhand smash Kodai tak terjangkau Ginting dan membuat peraih medali perunggu Olimpiade 2020 Tokyo ini tertinggal 9-11 di interval game pertama.
Usai jeda, alih-alih mempertipis ketertinggalan, Ginting malah kecolongan poin hingga tertinggal 9-13. Ketertinggalan skor terus menimpa Ginting hingga skor 11-17.
Kodai Naraoka melepas smash silang. Ginting berusaha mengejar shuttlecock hingga terjatuh di lapangan. Namun, bola yang berusaha dikembalikan tak berhasil menyebrangi net. Skor 12-20, Ginting tertinggal delapan angka di game poin.
Ginting sempat mencuri satu poin sebelum pukulan lambungnya terjatuh di luar lapangan dan membawa Kodai pada kemenangan di game pertama. Skor 13-21, Ginting tertinggal.