Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-08-10 at 03.22.26 (1).jpeg
Tunggal putra Indonesia, Alwi Farhan di Pelatnas PBSI Cipayung (IDN Times/Margith Damanik)

Intinya sih...

  • Pengelolaan emosi jadi kunci kemenangan Alwi Farhan di Macau Open 2025

  • Terganggu di laga final karena lapangan bocor, Alwi meminta bantuan pelatihnya

  • Alwi berharap bisa tampil lebih konsisten setelah meraih gelar juara Super 300 pertamanya

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Tunggal putra muda Indonesia, Alwi Farhan berbagi cerita soal kemenangannya di Macau Open 2025 beberapa waktu lalu. Menurut Alwi, pengelolaan emosi yang baik menjadi kunci keberhasilannya meraih gelar di ajang BWF Super 300 tersebut.

Pada laga final, Alwi berhasil menang mudah dalam dua game langsung dengan skor 21-15, 21-5 atas wakil Malaysia, Justin Hoh di Macau East Asian Games Dome pada Minggu (3/8/2025) lalu. Kemenangan ini sekaligus jadi gelar BWF Super 300 pertama untuk Alwi.

1. Pengelolaan emosi jadi kunci kemenangan

Alwi Farhan mengunci kemenangan di 32 besar Japan Open 2025 (dok.PP PBSI)

Menurut Alwi kemampuannya mengelola emosi dengan baik sepanjang laga, terutama di final, menjadi pembeda penampilannya di turnamen lain sebelumnya dengan Macau Open 2025. Pemain berusia 20 tahun itu menjelaskan pelatih tunggal putra Pelatnas, Indra Widjaja kerap mengingatkannya soal pengelolaan emosi.

“Mungkin (yang jadi pembeda) kelola emosionalnya. Koh Indra sering banget mengingatkan saya bahwa saya itu orangnya berambisi, tapi kadang ambisi saya over. Jadi memang kontrol emosi saya harus lebih diperhatikan dan ya saya bisa mengatasi itu alhamdullilah hasilnya bisa mengikuti,” kata Alwi ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung.

2. Terganggu di laga final karena lapangan bocor

Indra Wijaya mendampingi Alwi Farhan mengunci kemenangan di 32 besar Japan Open 2025 (dok.PP PBSI)

Perjalanan Alwi di Macau Open 2025 tak mudah. Alwi banyak mendapat tantangan eksternal karena kondisi lapangan yang digunakan sempat basah karena kondisi pendingin ruangan (AC) yang bocor.

Ini membuat setiap poin dicetak, lapangan harus segera dipel dan dikeringkan. Bagi Alwi, ini cukup mengganggu.

“Kalau dilihat dari (skor) 11 di set pertama (laga final) itu sama memang terganggu banget. Dengan saya punya modal bagus dari babak pertama sampai semifinal itu di (skor) 11 pertama kurang bisa berjalan sesuai strategi,” kata Alwi.

Tak langsung menyerah, Alwi meminta bantuan pelatihnya. “Saya komunikasi dengan koh Indra dan beliau minta tolong saya jangan terlalu fokus ke lapangan. Jadi ketika poin, lalu istirahat (karena lapangan di pel), poin istirahat, koh Indra menyuruh saya untuk relax saja. Pikirkan saja pola mainnya. Koh Indra bisa mengalihkan dan saya menjadi lebih nyaman dengan bantuan koh Indra,” kata Alwi.

3. Berharap bisa konsisten

Tunggal putra Indonesia, Alwi Farhan di Pelatnas PBSI Cipayung (IDN Times/Margith Damanik)

Alwi tak menganggap keberhasilannya meraih gelar juara Super 300 perdana ini sebagai beban. Malahan, Alwi termotivasi untuk bisa tampil lebih konsisten dengan pengelolaan emosi yang lebih baik.

“Kalau untuk beban pasti lebih ingin, apa yang sudah bagus coba dipertahankan saja. Karena (Macau Open 2025) jadi modal yang cukup bagus saya lebih mengenali saya sendiri. Jadi semoga ke depannya saya bisa lebih konsisten,” kata Alwi.

Editorial Team