Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bwfbadminton.com
bwfbadminton.com

Menjadi pemain yang diunggulkan rupanya bukan jaminan untuk bisa melangkah jauh pada suatu turnamen. Alih-alih menjadi motivasi, status pemain unggulan terkadang justru menjadi beban tersendiri bagi pemain yang bersangkutan. Ekspektasi yang berlebih tak jarang membuat sang pemain bermain di bawah tekanan.

Hal ini juga berlaku di Yonex German Open 2018. Turnamen yang bergulir pada 6-11 Maret di Mulheim-An-Der-Rhur ini kurang bersahabat bagi sebagian pemain unggulan. Baru memasuki babak 32 besar atau R1, banyak pemain unggulan yang sudah ‘angkat koper’ lebih awal.

Siapa sajakah mereka? Berikut ulasannya.

1. Wang Tzu Wei (Taiwan)

alchetron.com

Di sektor tunggal putra, unggulan 7 asal Taiwan, Wang Tzu Wei harus takluk di tangan wakil Jepang, Kento Momota. Momota memenangkan laga dengan straight game, 21-18 21-15.

Sebenarnya hasil ini tidak terlalu mengejutkan. Sebab, Momota merupakan pemain papan atas yang harus kembali merangkak dari turnamen kecil setelah dijatuhi sanksi larangan bertanding karena kasus judi ilegal.

2. Son Wan Ho (Korea)

foxsportsasia.com

Satu lagi unggulan tunggal putra yang kandas. Unggulan pertama dari Korea, Son Wan Ho juga harus mengubur mimpinya di turnamen ini setelah dikalahkan wakil Jepang lainnya, Kenta Nishimoto dengan 19-21 21-11 13-21.

3. Kirsty Gilmour (Skotlandia)

sportswomanmag.co.uk

Unggulan 8 tunggal putri asal Skotlandia, Kirsty Gilmour tak dapat menahan laju atlet peringkat 53 dunia dari Kanada, Brittney Tam. Britney memupus asa Gilmour dalam laga tiga game, 21-13 13-21 21-17 dengan durasi 52 menit.

4. Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin (Taiwan)

bwfbadminton.com

Pemain Eropa terkenal bermain bagus ketika bertanding di benuanya. Terbukti, pemain underdog asal Belanda, Jelle Maas/Robin Tabeling sukses memulangkan unggulan 3 dari Taiwan, Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin dengan skor tipis 21-19 17-21 22-20.

5. Lu Ching Yao/Yang Po Han (Taiwan)

bwfbadminton.com

Sebagai pemain yang diunggulkan ternyata tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pemain-pemain Taiwan. Ganda putra unggulan 8, Lu Ching Yao/Yang Po Han harus menelan pil pahit mengikuti jejak rekannya.

Menghadapi Tinn Isriyanet/Kittisak Namdash, Lu/Yang menyerah dalam tiga game.  21-16 19-21 19-21. Tinn/Kittisak merupakan ganda Thailand yang sedang naik daun setelah menjuarai Thailand Masters 2018.

6. Lee So Hee/Shin Seung Chan (Korea)

bwfworldtour.com

Duet ganda putri unggulan 5 asal Korea Selatan, Lee So Hee/Shin Seung Chan harus rela mengakhiri kiprahnya di turnamen ini lebih awal. Juara Denmark Super Series Premier 2017 ini menyerah di tangan pasangan dadakan Tiongkok, Huang Dongping/Yu Zheng dengan skor 19-21 21-15 15-21.

7. Chan Peng Soon/Liu Ying Goh (Malaysia)

bwfworldtour.com

Nasib naas juga menimpa ganda campuran unggulan 6 asal Malaysia, Chan Peng Soon/Liu Ying Goh. Peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 ini kembali takluk di tangan pasangan Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Praveen/Melati memenangi laga dengan skor 21-19 21-18.

Kemenangan ini sekaligus memperlebar catatan pertemuan menjadi 2–0. Sebelumnya, Praveen/Melati mengandaskan andalan negeri Jiran ini pada India Open Januari silam.

8. Lee Chun Hei Reginald/Chau Hoi Wah (Hongkong)

bwfbadminton.com

Lagi, nomor ganda campuran harus kembali kehilangan pemain unggulannya. Adalah Lee Chun Hei Reginald/Chau Hoi Wah yang harus mengakui keunggulan pemain Thailand, Tinn Isriyanet/Pacharapun Chochuwong. Unggulan 7 ini menyerah dalam laga tiga game, 17-21 21-19 17-21 selama 54 menit.

9. Tan Kian Meng/Lai Pei Jing (Malaysia)

bwfbadminton.com

Sektor ganda campuran sepertinya yang paling tidak bersahabat di turnamen ini. Kini giliran unggulan 4 asal Malaysia, Tan Kian Meng/Lai Pei Jing yang harus pulang terlebih dahulu. Tan/Lai menyerah di tangan ganda Denmark, Niclas Nohr/Sara Thygesen dalam laga dua game langsung, 17-21 13-21.

Wah, semoga pemain unggulan lainnya tidak berguguran di babak selanjutnya. Terutama para pemain Indonesia yang kita harapkan bisa jadi kampiun alias juara di turnamen level Super 300 ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorSiswa Edu