Sebelum kisah pilu di Interlagos, musim 2008 sudah lebih dulu diwarnai peristiwa yang mencoreng integritas kompetisi dengan skandal Crashgate di GP Singapura. Pada malam yang seharusnya menjadi momen penting bagi Formula 1, ketika untuk pertama kalinya mereka menggelar balapan malam hari, drama kelam justru terjadi. Nelson Piquet Jr, pembalap Renault, mengaku mendapat instruksi dari timnya untuk sengaja menabrakkan mobil di tikungan 17 pada lap ke-14. Benturan itu memicu keluarnya safety car dan mengubah jalannya balapan secara drastis.
Keputusan yang tampak teknis di layar televisi ternyata menyimpan manipulasi yang terencana. Safety car memberi keuntungan besar bagi rekan setim Piquet, Fernando Alonso, yang sudah melakukan pit stop lebih awal. Dalam kondisi yang tiba-tiba berpihak, Alonso melesat dari posisi start ke-15 hingga mengakhiri balapan dengan kemenangan. Publik kemudian menyadari malam penuh cahaya di Singapura itu menyembunyikan sisi gelap F1.
Di sisi lain lintasan, Felipe Massa menjadi korban langsung dari kekacauan tersebut. Ia yang memimpin balapan sejak awal dan tampak yakin dengan kecepatan mobilnya, tetapi nasib berbalik seketika. Saat Safety Car keluar, timnya menginstruksikan pit stop darurat dan malah terjadi kesalahan fatal dengan Massa meninggalkan pit saat selang bahan bakar masih menempel. Dalam kepanikan, ia kehilangan waktu berharga, terpaksa kembali ke pit, terjun ke posisi ke-13, dan menyelesaikan balapan yang seharusnya bisa ia menangi dengan tangan hampa.
Bagi Massa, malam itu lebih dari sekadar kekalahan. Ia kehilangan sesuatu yang jauh lebih berharga mengenai integritas balapan yang seharusnya ditentukan keberanian dan kecepatan, bukan tipu daya dan kebohongan. Sementara itu, Lewis Hamilton yang finis ketiga memperlebar jarak poin menjadi tujuh, langkah kecil yang menentukan dalam perebutan gelar juara dunia.
Kebenaran akhirnya terungkap setahun kemudian, setelah Nelson Piquet Jr didepak dari Renault dan membeberkan perintah yang ia terima. Sontak, dunia balap pun terhenyak. Flavio Briatore dan Pat Symonds, dua sosok penting di balik keputusan itu, dijatuhi sanksi berat. Namun, bagi Massa, keadilan yang datang terlambat tetap tak bisa mengembalikan apa yang hilang malam itu, yakni kesempatan, keyakinan, dan mungkin gelar juara dunia.