Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Enea Bastianini (motogp.com)
Enea Bastianini (motogp.com)

Sepanjang MotoGP 2022, Enea Bastianini meraih 4 kemenangan dari 20 balapan yang dilombakan. Bastianini menang di Sirkuit Lusail, COTA, Le Mans, dan Aragon.

Kemenangan tersebut jadi bukti kehebatan Bastianini di lintasan balap. Tak salah jika akhirnya ia disebut sebagai salah satu pembalap potensial untuk merebut gelar juara. Pada klasemen akhir, pembalap berjuluk The Beast mengamankan peringkat ke-3.

Performa apik Enea Bastianini bukan tanpa sebab. Di antara pembalap MotoGP lain, Bastianini terkenal piawai mengatur tingkat keausan ban belakang. Bagaimana ia melakukannya?

1. Bastianini mampu memaksimalkan cengkeraman ban belakang

Bagnaia diburu Bastianini. (motogp.com)

Untuk memenangi seri Grand Prix, sangat penting memiliki cengkeraman ban yang cukup dari awal sampai akhir balapan. Bastianini punya kelebihan pada bagian ini.

“Itu adalah salah satu kelebihanku. Aku bisa mengatur ban belakang sebaik mungkin saat balapan,” ujar Bastianini dikutip Motorsport-Total.

2. Bastianini meminimalkan spin pada ban belakang

Enea Bastianini (motogp.com)

Saat mengontrol motornya, Bastianini lebih mengandalkan bagian depan. Ketika berbelok, tak banyak spin yang terjadi di bagian belakang. Dengan gaya balap seperti itu, Bastianini bisa mencatatkan lap tercepatnya di lap-lap terakhir dan menyusul pembalap di depannya.

“Aku tak suka membiarkan ban belakang spinning terlalu banyak. Itu bukan gayaku. Saat aku di atas motor, aku ingin tetap dalam batasan, tepat sebelum bannya aus,” ujar rider bernomor 23 tersebut.

3. Sudut kemiringan saat berbelok memengaruhi tingkat keausan ban

Enea Bastianini (motogp.com)

Bastianini menyadari banyak hal yang memengaruhi pola membalap di MotoGP. Salah satunya adalah sudut kemiringan saat berbelok pada tikungan.

Spinning ban belakang juga tergantung sudut kemiringan. Aku berkendara dengan sudut kemiringan yang lebih besar dibandingkan pembalap Ducati lainnya. Tapi, jika kamu membiarkan roda belakang spin, kamu tak boleh berkendara terlalu miring,” kata Bastianini dilansir Motorsport-Total.

4. Bastianini juga memilih motor dengan pengaturan elektronik yang minim

Para pembalap MotoGP memperebutkan posisi terdepan. (motogp.com)

Rahasia Bastianini lainnya ada pada pengaturan motor. The Beast meminta agar motornya diatur dengan perangkat elektronik seminim mungkin.

“Salah satu karakterku juga adalah membalap dengan sedikit intervensi elektronik. Beberapa pembalap menggunakannya sangat intensif, tetapi aku lebih suka menggunakan mapping dengan sedikit tenaga dan kemudian mengurangi intervensi elektronik,” beber Bastianini.

5. Minim spin pada ban belakang bukan tanpa efek samping

Enea Bastianini (motogp.com)

Strategi menghemat ban dengan mengurangi spin di bagian belakang menguntungkan saat balapan. Namun, sebaliknya, hal itu ternyata bisa merugikan saat sesi kualifikasi dan jadi efek samping yang harus dihadapi Bastianini. Solusinya, ia kini sedang berupaya untuk mengadaptasikan gaya balapnya.

“Aku sudah lama mencoba untuk memahami bagaimana aku bisa mengemudi dengan lebih banyak spin agar lebih baik saat kualifikasi,” kata rider yang musim depan memperkuat tim pabrikan Ducati itu dikutip Motorsport-Total.

MotoGP 2023 jadi kesempatan bagi Enea Bastianini untuk tampil lebih buas. Bersenjatakan Desmosedici teranyar, kans The Beast untuk merebut banyak kemenangan terbuka lebar. Bisakah ia jadi salah satu kandidat juara dunia musim depan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team