Tim Duncan, center-forward, pernah membela San Antonio Spurs di NBA. (nba.com)
Tim Duncan memutuskan pensiun pada 2016. Dia berkarier selama 19 tahun di NBA. Usianya saat itu sudah 39 tahun, bukan usia yang muda bagi pemain bola basket.
Berdasarkan data Spotrac, Timmy menghasilkan sekitar 242.024.800 dolar Amerika Serikat (Rp3,4 triliun) dari gajinya selama berkarier di NBA. Dia pensiun dengan status pemain dengan bayaran terbesar keempat di liga bola basket tersohor sedunia itu. Tiga lainnya adalah Kevin Garnett, Kobe Bryant, dan Shaquille O’Neal.
Timmy juga pensiun dengan catatan mentereng. Dia mampu tampil dalam 1.392 pertandingan di NBA dengan rata-rata 19 poin, 10,8 rebound, 3 assist, 0,7 steal, dan 2,2 blok. Persentase tembakannya mencapai 50,6 persen dengan effective field goal 50,7 persen dan true shooting percentage 55,1 persen.
Kepergian Timmy tentu menyisakan lubang di skuad San Antonio Spurs. Sejak itu, mereka bahkan tidak pernah juara lagi. “Tanpa Duncan, tidak ada juara,” celetuk Gregg Popovich kepada media seperti dikutip News 4 San Antonio.
Performa Spurs belakangan makin turun, apalagi setelah Tony Parker dan Manu Ginobili pensiun. Belum lagi Kawhi Leonard pergi dari San Antonio. Spurs gagal menembus playoff sejak 2020. Mereka sulit bersaing di Wilayah Barat yang dihuni klub-klub mengerikan.
Meski begitu, Spurs tidak putus asa. Mereka terus berusaha membangun ulang skuadnya. Popovich juga memanggil Timmy untuk menemaninya di bangku pelatih. Dia menunjuknya sebagai asisten pelatih pada 2019.
Waktu Popovich sepertinya tidak lama lagi. Dia berada di ujung kariernya sebagai pelatih. Popovich tentu harus segera mencari penggantinya sebelum mundur. Timmy bisa jadi penggantinya. Namun, hingga saat ini, belum ada kabar mengenai itu. Apalagi, Timmy sudah mengundurkan diri dari posisi asisten pelatih musim lalu. Popovich mempromosikan Mitch Johnson untuk menambal lubang yang ditinggalkan Timmy di staf kepelatihan.