Kunjungan Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali ke Pelatnas PBSI bersama tunggal putri Indonesia(IDN Times/PBSI)
Sebelumnya, kabar mengejutkan sempat dilontarkan oleh IOC. Mereka lebih berpihak kepada Australia untuk menjadi tuan rumah, dengan Brisbane sebagai pusat pesta olahraga terbesar dunia tersebut. Hal ini mengancam peluang Indonesia yang juga mengincar posisi serupa.
Namun, optimisme masih digaungkan oleh Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Ferry Kono. Dia menyebut terlepas dari posisi Brisbane yang lebih unggul, Indonesia masih punya peluang untuk menjadi tuan rumah.
"Masih (Indonesia berpeluang jadi tuan rumah), jadi kalau pada akhirnya mereka (Brisbane) lolos dari targeted dialogue, kemudian diputuskan jadi tuan rumah 2032, dalam perjalanannya masih bisa batal (jadi tuan rumah)," ujar Ferry saat dihubungi IDN Times, Kamis (25/2/2021).
Lebih jauh, Ferry menjabarkan bahwa ada aturan baru soal pencalonan tuan rumah Olimpiade ini. Jadi, ada tiga fase yang harus dilalui oleh negara yang berminat menjadi tuan rumah, yaitu interested party, continous dialogue, dan targeted dialogue.
"Brisbane, posisinya karena dia sudah jadi interested party sejak 2019, dalam dua tahun langsung masuk continous dan Future Host Commission (komisi yang memverifikasi syarat-syarat negara calon tuan rumah) merekomendasikannya masuk ke targeted dialogue," ujar Ferry.
Dari pemaparannya, tampak Brisbane, Australia, memang sudah start terlebih dulu untuk mendaftar menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Meski begitu, dalam perjalanannya nanti, Brisbane masih bisa gugur.
"Sementara Indonesia, hari ini (Kamis (25/2/2021) baru masuk dalam tahapan continous dialogue, setelah sebelumnya masuk interested party, setelah 3 Februari kami presentasi," ungkap Ferry.
Ferry menyebut, Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dari Brisbane ini. Toh, Brisbane juga masih berpotensi gagal menjadi tuan rumah, jika dalam perjalanannya menuju 2032 sesuatu menimpa mereka. Caranya, mereka harus selalu aktif berkomunikasi dengan IOC.
"Jadi kalau kami cepat, memberikan apa yang diminta, dipresentasikan terus semua keunggulan, dalam satu atau dua bulan ke depan bisa saja mereka (IOC) memutuskan Indonesia masuk ke targeted dialogue," ungkap Ferry.