Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-09-08 at 09.04.30.jpeg
Tim Sean Gelael mentas di WEC COTA Amerika Serikat. (Dok. Istimewa)

Intinya sih...

  • Sean Gelael bersama tim United Autosport nomor 95 memenangi balapan WEC COTA Amerika Serikat.

  • Kemenangan ini menandai akhir penantian panjang bagi Sean dan timnya setelah hujan deras mengguyur sirkuit dan perjudian dilakukan oleh Marino Sato.

  • Ini adalah kemenangan kelima bagi Sean Gelael di WEC, yang membuktikan hasil kerja keras tim selama ini.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pembalap Indonesia, Sean Gelael bersama rekan-rekan setimnya Darren Leung dan Marino Sato sukses memenangi balapan World Endurance Championship (WEC) 6H COTA Amerika Serikat.

Tim yang dibela Sean, United Autosport nomor 95, sebenarnya finis kedua dalam balapan. Namun, mereka akhirnya berhak mendapatkan podium utama, menggusur tim AF Corse nomor 54 yang mendapatkan penalti lima detik.

"Alhamdulillah, akhirnya kami mendapatkan podium pertama musim ini dan utama. Terima kasih untuk rekan saya yang sudah berjuang keras dan tim mempersiapkan mobil dengan sangat baik," kata Sean dalam keterangan resminya, Senin (8/9/2025).

1. Penantian panjang yang akhirnya usai

Tim Sean Gelael mentas di WEC COTA Amerika Serikat. (Dok. Istimewa)

Bagi Sean, kemenangan ini jadi penanda usainya sebuah penantian panjang dari United Autosports 95. Balapan di COTA yang merupakan putaran enam FIA WEC dan digelar pada Minggu (7/9/2029) atau Senin (8/9/2025) dini hari WIB.

Hujan deras sempat mengguyur sirkuit ini. Hujan yang tak berhenti membuat SC berada di trek selama hampir satu jam sebelum akhirnya Race Director WEC, Eduardo Freitas, memutuskan untuk menghentikan sementara (red flag).

Menariknya, Leung yang menjadi pembalap pertama United Autosports dan start dari P3 malah ada di P1 saat red flag. Itu disebabkan dua pembalap di atasnya memilih untuk masuk pit selama SC ada di trek.

Taktik itu menolong Sean dan Marino. Sean berhasil mempertahankan posisi di tiga besar di selama menyetir, kecuali pada momen di mana ada pembalap yang memiliki strategi berbeda ada di depannya.

2. Ada perjudian yang dilakukan tim Sean

Tim Sean Gelael mentas di WEC COTA Amerika Serikat. (Dok. Istimewa)

Yang paling menegangkan tentu saja ketika Marino menyetir. Dia mendapatkan posisi nyaman dari Sean, tergantung situasi lomba bisa di P2 atau P3. SC yang keluar berkali-kali karena beragam insiden di lintasan basah, membuat posisi Sato juga tak nyaman. Akhirnya, sebuah perjudian diambil oleh Sato ketika meminta untuk menggunakan ban kering walau trek masih basah namun cenderung mengering.

"Saya meminta ke tim dan berdiskusi lama di radio. Bahkan, rasanya lebih terasa lama ngomong di radio ketimbang mengemudi. Pakai ban kering akan pelan di awal, namun nantinya akan cepat menjelang finis," ujar Sato.

Benar saja, Sato sempat turun hingga ke P6 di awal pemakaian ban kering. Namun, setelah itu dia bahkan menyusul beberapa pembalap sekaligus untuk langsung ada di P2, dan sebenarnya adalah hasil finis.

Tak lama, tim AF Corse 54 yang dikendarai David Rigon dengan Ferrari-nya terkena penalti lima detik akibat pelanggaran di tikungan 11 pada tujuh menit sebelum finis. Insiden itu melibatkan mobil Ford milik tim Proton Competition 77, yang juga terkena hukuman.

Karena selisih antara Rigon dan Sato awalnya hanya 2,3 detik, dengan tambahan penalti itu membuat Sato berbalik unggul hingga dianggap jadi pemenang. Rigon dan AF Corse 54 bahkan dinyatakan finis di P3, kalah dari Team WRT 46.

3. Kemenangan kelima di WEC bagi Sean Gelael

Tim Sean Gelael mentas di WEC COTA Amerika Serikat. (Dok. Istimewa)

Bagi Sean, kemenangan bersama tim United Autosports 95 jadi yang kelima di WEC atau kedua di kelas LMGT3. Pada 2022, dia menang tiga kali di Spa-Francorchamps (Belgia), Fuji (Jepang), dan Bahrain di kelas LMP2. Lalu, pada 2024 di kelas LMGT3 Brand Ambassador Pertamax Turbo ini menang di Imola.

"Semua punya peran besar untuk kemenangan ini. Darren di awal sangat bagus, memastikan mobil aman di P1. Marino melakukan apa pun di tengah kondisi sulit dan membawa mobil hingga finis. Ini adalah bukti dari hasil kerja kami, seberapa berat pun pekerjaan itu," ujar Sean.

Selepas di COTA Amerika Serikat, putaran tujuh FIA WEC digelar di Fuji, Jepang, kandang Marino Sato. Setelah akhirnya bisa menang, Sato tentu ingin mengulanginya di depan publik sendiri pada 27 September 2025.

Editorial Team