Jakarta, IDN Times - Bukan tanpa alasan Dewan Eksekutif Komite Olimpiade Internasional (IOC EB) memberikan hukuman kepada Indonesia. Ini menyusul penolakan visa atlet Israel yang dilakukan pemerintah Indonesia jelang Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 yang berlangsung di Indonesia Arena, Jakarta pekan ini.
Melansir laman resminya, IOC telah melakukan diksusi jarak jauh setelah keputusan pemerintah Indonesia tersebut. IOC menilai pemerintah Indonesia melanggar Olympic Movement (Gerakan Olimpiade) dengan mencampurkan politik dan olahraga dalam keputusan penolakan visa atlet Israel tersebut.
"Posisi prinsipil IOC adalah semua atlet, tim, dan ofisial olahraga yang memenuhi syarat harus dapat berpartisipasi dalam kompetisi dan acara olahraga internasional tanpa bentuk diskriminasi apa pun dari negara tuan rumah, sesuai dengan Piagam Olimpiade serta prinsip-prinsip dasar non-diskriminasi, kemandirian, dan netralitas politik yang menjadi dasar Gerakan Olimpiade," tulis IOC dalam laman resminya pada Rabu (22/10/2025) waktu setempat.
Melansir laman resmi IOC, dalam pertemuan pada September, Direktur Eksekutif IOC menyampaikan keprihatinan atas pembatasan akses bagi atlet ke negara tuan rumah, serta aksi boikot dan pembatalan kompetisi akibat ketegangan politik.
"Tindakan-tindakan ini merampas hak atlet untuk bertanding secara damai dan menghalangi Gerakan Olimpiade menunjukkan kekuatan olahraga," tulis pernyataan IOC.
IOC juga meminta kepada Federasi Internasnioal lainnya untuk memasukkan jaminan akses kepada seluruh atlet dalam setiap kompetisi, terutama yang menjadi kualifikasi Olimpiade jelang Olimpiade 2028 Los Angeles mendatang.
"Menyesuaikan Prinsip Kualifikasi untuk Olimpiade, dengan meminta Federasi Internasional agar memasukkan jaminan akses bagi semua atlet ke negara penyelenggara dalam perjanjian tuan rumah untuk setiap kompetisi kualifikasi Olimpiade di seluruh dunia," tulis IOC.
IOC menjatuhkan hukuman keras untuk Indonesia usai keputusan pemerintah Indonesia menolak visa atlet Israel untuk berlaga di Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025. Termasuk menutup peluang menjadi tuan rumah Olimpiade di masa mendatang.
"Untuk mengakhiri segala bentuk dialog dengan NOC Indonesia tentang menjadi tuan rumah edisi mendatang Olimpiade, Olimpiade Pemuda, acara atau konferensi Olimpiade sampai saat pemerintah Indonesia memberikan IOC dengan jaminan yang memadai bahwa Pemerintah Indonesia akan memungkinkan akses ke negara bagi semua peserta, terlepas dari kebangsaan, untuk hadir," tulis IOC EB menjabarkan keputusannya mengutip laman resmi.
Tak hanya itu, IOC juga mengimbau agar Federasi Internasional untuk sementara tidak menggelar turnamen Internasional di Indonesia.
"Untuk merekomendasikan kepada semua Federasi Internasional untuk tidak menyelenggarakan acara atau pertemuan olahraga internasional di Indonesia sampai pemerintah Indonesia memberikan jaminan yang memadai kepada Federasi Internasional bahwa Pemerintah Indonesia akan mengizinkan akses ke negara bagi semua peserta, terlepas dari kebangsaan, untuk hadir," tulis IOC EB.
Selain itu, IOC juga meminta Indonesia dan Federasi Senam Internasional (FIG) untuk datang ke markas IOC guna membahas masalah ini. “Meminta Komite Olimpiade Nasional (NOC) Indonesia dan Federasi Senam Internasional (FIG) untuk datang ke markas IOC di Lausanne guna membahas situasi yang terjadi menjelang Kejuaraan Dunia Senam Artistik FIG ke-53,” tulis IOC EB.