Francesco Bagnaia, Jorge Martin, dan Jack Miller (motogp.com)
Pramac Ducati mengantarkan Martin menjadi pembalap debutan terbaik. Pada tahun debutnya, Martin memang meraih pencapaian yang hebat. Ia berhasil merebut 4 pole position dan total 4 podium, termasuk 1 kemenangan, 1 podium kedua, dan 2 podium ketiga.
Pada akhir musim, ia mencetak 111 poin yang menempatkannya di posisi sembilan klasemen. Hasil ini mengantarkannya menjadi Rookie of the Year mengalahkan Enea Bastianini.
“Akhirnya, kami bisa memiliki motor (berspesifikasi) pabrikan. Mungkin tidak 100 persen bagiannya sama, dan jika mesinnya sedikit lebih cepat, mesin itu akan dikendarai pembalap pabrikan. Namun, rangkanya, fairing, dan semua bagian lainnya sama. Aku sangat bahagia di sini karena dukungannya sangat luar biasa. Mereka didorong oleh pabrikan agar dapat membalap dengan cepat. Aku sangat bahagia untuk melanjutkan MotoGP tahun depan dengan mereka,” ujar The Martinator.
Sejak balapan seri ketiga tahun ini, yaitu GP Portugal, Martin sebenarnya sempat kecelakaan parah. Akibat cedera yang dideritanya, ia kehilangan kesempatan pada empat balapan. Meski begitu, Martin bisa kembali tampil luar biasa di GP Styria dengan menjadi pole sitter dan merebut kemenangan.
Sebagai pembalap rookie yang dalam kondisi cedera, Martin tetap bisa menunjukkan kemampuannya. Tahun 2022 nanti, saat kondisinya fit 100 persen, pembalap Ducati ini diprediksi mampu menjadi penantang gelar juara dunia. Makin tak sabar tunggu balapan musim depan.