Julukan Para Pebulu Tangkis Dunia, dari Super Dan Sampai The Daddies

Super Dan jadi julukan yang melekat pada Lin Dan. Tunggal putra Tiongkok ini mendapat julukan tersebut dari rivalnya, Peter Gade Christensen (Denmark).

Tak sembarangan Peter Gade membubuhkan julukan tersebut, dia merasakan bagaimana kehebatan sang pemain yang kala itu masih berusia 20 tahun, tapi tercatat sebagai peringkat satu dunia. Seperti prestasinya yang lain, julukan ini melekat dan menggaung di seluruh penjuru dunia.

Perjalanan profesional Lin Dan bersama Timnas Tiongkok berakhir pada 2020. Lin Dan menghabiskan kariernya sebagai pemain Tiongkok selama dua dekade.

Ganda putra terbaik dunia asal Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon punya julukan unik yang disematkan penggemarnya. Mereka dijuluki The Minions, yakni tokoh film kartun Despicable Me.

Julukan ini dekat dengan pasangan Kevin/Marcus, lantaran keduanya kerap memenangkan turnamen dengan mengenakan jersey berwarna kuning, layaknya tokoh minions dalam film.

Tunggal putra Indonesia, Liem Swie King adalah sosok yang sangat tersohor dengan jumping smash-nya. Pukulan itu jadi senjata mematikan King selama berprofesi sebagai pebulu tangkis kelas dunia.

Julukan King Smash pun terus melekat pada sosok Liem Swie King. Pada Mei 2004, Federasi Bulutangkis Dunia memberikan pengharagaan Hall of Fame kepada Liem Swie King atas apa yang sudah ia capai bersama Indonesia.

Sosok tunggal putra Indonesia lainnya yang dapat julukan unik dan dikenang dunia adalah Hariyanto Arbi. Dia mendapatkan julukan Smash 100 Watt. Hal itu tak lepas dari pukulan smash yang acap kali diperlihatkan semasa masih aktif bermain.

Tak hanya itu, dia juga sebelumnya sempat mendapat sebutan Jumping Jack. Hal itu lagi-lagi didasari pada kehebatannya memukul bola yang sangat kuat di lapangan.

Tunggal putra Malaysia Lee Chong Wei punya track record yang membanggakan selama masih aktif bermain. Sejumlah gelar bergengsi dunia berhasil didapatkan sepanjang kariernya, termasuk empat kali juara All England, enam kali juara Indonesia Open, dan satu kali medali emas SEA Games di 2005 lalu.

Dia menduduki peringkat satu dunia selama 349 minggu. Hal itu pula yang mengukuhkan bintang bulu tangkis Malaysia ini, The Mighty Chong Wei.

Julukan The Dynamite erat dengan sosok tunggal putra Denmark Peter Gade. Meski gelar BWF Super Seriesnya hanya All England 1999, tapi namanya masuk dalam deretan legenda tunggal putra dunia.

Sosok satu ini sudah beberapa kali mengalahkan tunggal putra Indonesia Taufik Hidayat dan juga The Mighty Lee Chong Wei.

Tunggal putra Indonesia Taufik Hidayat dapat julukan The Flamboyan. Dia bisa dibilang jadi primadona kaum hawa, terkhusus pencinta bulu tangkis dunia.

Selain piawai dalam bermain olahraga tepok bulu, Taufik punya paras rupawan yang memesona. Gaya bermainnya pun terbilang indah sehingga julukan ini dirasa tepat untuknya.

Taufik punya pukulan andalan, yakni back hand smash yang tajam dan keras, serta mematikan untuk lawan.

Olimpade Barcelona 1992 menjadi momen tak terlupakan untuk bulu tangkis Indonesia. Tunggal putri Indonesia, Susy Susanti dan tunggal putra Indonesia Alan Budikusuma sukses mengawinkan medali emas dari gelaran olahraga akbar dunia itu.

Susy dan Alan yang memang merupakan pasangan kekasih yang diketahui langgeng hingga naik pelaminan. Pasangan ini lantas dijuluki Pengantin Olimpiade, karena prestasi dan kisah cinta mereka yang sangat indah.

Tujuh wakil Indonesia jadi pionir prestasi bulu tangkis tanah ari pentas dunia. Mereka adalah Rudi Hartono, Liem Swie King, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, Christian Hadinata, Iie Sumirat, dan Ade Tjandra.

Mereka bertujuh lantas dijuluki "The Magnificent Seven". Ketujuh maestro bulu tangkis Indonesia ini mendominasi bulu tangkis dunia kala itu, sehingga nama bangsa ini begitu ditakuti dalam olahraga favorit masyarakat selain sepak bola.

The Big four atu four Kings atau juga F4 bulu tangkis, menjadi julukan yang merujuk pada empat tunggal putra legendaris dunia Julukan keren ini disematkan salah satunya kepada wakil Indonesia, yakni Taufik Hidayat

Adapun mereka yang dijuluki gelar ini selain Taufik, yakni Lin Dan (Tiongkok), Lee Chong Wei (Malaysia), hingga Peter Gade (Denmark).

Empat raja bulu tangkis ini terbilang abadi semua pemain sudah gantung raket.

Menempati peringkat dua dunia usai kembali dipasangkan, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mendapat julukan dari penggemarnya, The Daddies. Sapaan itu akrab ditelinga penggemar bulu tangkis, karena melihat kedewasaan penampilan keduanya di lapangan.

Julukan ini sejalan dengan fakta keduanya sudah menjadi ayah di keluarga masing-masing. Sosok The Daddies juga jadi senior panutan dan disegani oleh juniornya di pelatnas bulu tangkis Indonesia, lho.