Danilo Petrucci mengendarai motor Claiming Rules Team. (motogp.com)
Danilo Petrucci tidak pernah turun balap di kelas intermediate atau pun kelas junior, seperti 250cc atau 125cc. Petrucci datang dari dunia Supersport. Ia masuk MotoGP ketika kondisi sedang tidak baik-baik saja.
MotoGP pernah mengalami masa paceklik pembalap. Pada 2011, kelas MotoGP hanya memiliki 17 pembalap reguler dari 10 tim yang berpartisipasi. Situasi ini disebut-sebut akan makin memburuk. Pada tahun berikutnya, pabrikan Suzuki memutuskan hengkang dari MotoGP karena keterbatasan dana. Kompetisi ini hanya menyisakan pabrikan Honda, Yamaha, dan Ducati. Karena keterbatasan dana pula, para tim satelit hanya dibekali dengan mesin keluaran lama.
Akibatnya, kondisi balap jadi kurang kompetitif. Pembalap dengan motor pabrikan selalu tampil dominan. Sementara, pembalap tim satelit biasanya menghuni deretan belakang. Untuk mengatasi situasi ini, Dorna selaku penyelenggara MotoGP mengatur siasat. Pada 2012, Dorna memperkenalkan model tim baru bernama Claiming Rules Team alias CRT.
Sederhananya, CRT adalah tim independen yang diperbolehkan menggunakan mesin produksi massal yang setara mesin MotoGP 1000cc, dengan menggunakan sasis bebas. Misalnya, tim Came IodaRacing Project pada 2012 menggunakan mesin Aprilia RSV4 dengan sasis dari Ioda.
Motor itulah yang digunakan Danilo Petrucci saat pertama kali berlaga di MotoGP. Petrucci bertahan di tim Came IodaRacing pada 2012—2014. Pada tahun keduanya di MotoGP, pembalap berjuluk Petrux ini bisa mencetak poin sebanyak 11 kali, meski tanpa podium.
Baru tiga tahun turun balap, Petrucci sempat berpikir kariernya di MotoGP akan usai dengan singkat. Namun, Petrucci kemudian mendapat tawaran dari tim Octo Pramac Racing. Hasilnya cukup memuaskan. Bersama tim inilah ia berhasil mendapatkan podium pertamanya. Ia pun bisa menempati posisi top 10 di klasemen akhir.