Bucks memang sudah memutus kontrak dengan Damian Lillard. Meski begitu, bukan berarti Bucks telah sepenuhnya lepas dari tanggung jawab mereka. Setelah suatu tim memutus kontrak pemain, pemain tersebut akan tetap menerima gaji yang sudah ditetapkan.
Karena kontrak Lillard terbilang mahal, Bucks menggunakan opsi stretch provision. Artinya, gaji Lillard yang mulanya harus dibayar penuh selama 2 musim sesuai dengan sisa kontraknya bisa diperpanjang dan dibagi rata. Bucks memutuskan untuk memperpanjang bayaran Lillard sampai 5 musim ke depan. Alih-alih membayar 54 dan 59 juta dolar Amerika pada 2026 dan 2027, Bucks bisa memberikan sebesar 22,5 juta dolar Amerika tiap tahun kepada Lillard sampai 2030.
Skema ini memberikan fleksibilitas terhadap finansial Bucks dalam jangka pendek. Namun, di sisi lain, hal tersebut dapat menjadi penghambat bagi mereka untuk mendapatkan pemain pelapis yang berkualitas. Kontrak Antetokounmpo pun akan terus membesar seiring berjalannya waktu. Ini dapat menjadi tantangan bagi manajamen Bucks dalam membangun roster yang dalam untuk memaksimalkan masa-masa emas Antetokounmpo.
Kini, Damian Lillard menyandang status free agent. Meski sedang dalam masa pemulihan, ia telah mendapatkan tawaran bermain dari tim-tim ternama di NBA, seperti Los Angeles Lakers, Golden State Warriors, dan Boston Celtics. Apakah Lillard dapat kembali bermain layaknya seorang bintang setelah pulih dari cedera Achilles dan menjadi juara NBA bersama tim lain?