Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi arena Los Angeles Clippers
ilustrasi arena Los Angeles Clippers (unsplash.com/Marius Christensen)

Los Angeles Clippers sejatinya tim yang cukup diunggulkan di Wilayah Barat. Itu dibuktikan Clippers dengan finis di posisi lima besar klasemen dalam 3 musim terakhir. Akan tetapi, di NBA 2025/2026, Clippers seakan kehilangan tajinya.

Mereka baru meraih 5 kemenangan dan 16 kekalahan per 3 Desember 2025. Dengan hasil tersebut, Clippers terjun bebas ke posisi 14 klasemen. Lantas, mengapa Los Angeles Clippers melempem pada awal musim NBA 2025/2026? Berikut ini penjelasan detailnya!

1. Terlalu banyak diperkuat pemain veteran yang performanya sudah menurun

Los Angeles Clippers diperkuat banyak pemain veteran di NBA 2025/2026. Mereka bahkan menjadi tim dengan skuad tertua yang rata-rata usianya mencapai 30 tahun. Namun, hal itu bukan suatu jaminan bagi Clippers untuk tampil impresif.

Sebab, pemain veteran Clippers mayoritas performanya sudah menurun dan level kebugarannya terganggu. Hanya James Harden dan Kawhi Leonard yang mampu berkontribusi besar. Itu pun Leonard sempat absen dalam beberapa pertandingan karena cedera. Sedangkan, pemain veteran lain, seperti Chris Paul, Brook Lopez, Nicolas Batum, Bogdan Bogdanovic, dan Bradley Beal belum bisa banyak membantu.

2. Pemain pengganti yang kurang berkontribusi

Pemain bangku cadangan Los Angeles Clippers juga tidak bisa diharapkan kontribusinya. Buktinya, poin yang dicetak oleh pemain cadangan Clippers berada di urutan ke-24. Mereka hanya mengumpulkan rata-rata 33,9 poin per game.

Hal itu tentu menganggu keseimbangan permainan. Pasalnya, apabila pemain starter diganti untuk rotasi, produktivitas Clippers menjadi terhambat. Clippers pun baru kembali mendulang banyak poin setelah para pemain starternya kembali ke lapangan.

3. Lemah dalam hal rebound

Rebound menjadi salah satu aspek penting dalam permainan. Sebab, dengan memenangkan rebound, mereka bisa membangun serangan kembali atau mencegah lawan melakukan serangan balik. Itulah yang belum terlihat dari Los Angeles Clippers.

Mereka mengemas rata-rata 41,1 rebound per game. Jumlah itu tercipta dari 9,8 offensive rebound dan 31,3 defensive rebound. Clippers lantas menempati urutan lima terbawah dalam hal rebound.

Minimnya rebound yang dicatat Clippers tentu cukup mengejutkan. Sebab, mereka punya big man mumpuni, seperti Ivica Zubac, Brook Lopez, dan John Collins. Namun, hanya Zubac yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Dia telah mencatat rata-rata 11, 5 rebound dan unggul jauh dibanding pemain lain.

4. Torehan assist yang minim

Permainan Los Angeles Clippers juga terlalu bergantung kepada skill individu pemain. Mereka kurang ditunjang dengan strategi yang terstruktur untuk membongkar pertahanan lawan dan mencetak poin. Hal itu terlihat dari minimnya assist yang dibuat.

Clippers baru mengumpulkan rata-rata 23,8 assist per game. Mereka pun harus puas berada di urutan ke-28, hanya unggul dari Indiana Pacers dan New Orleans Pelicans. Pelatih Clippers, Tyronn Lue, harus berupaya menemukan solusi guna memperbaiki kekurangan itu.

5. Kurang bisa memanfaatkan transisi cepat

Jika kesulitan membongkar pertahanan lawan, Los Angeles Clippers sebenarnya bisa mengandalkan transisi cepat dari bertahan ke menyerang untuk mendulang poin. Sebab, para pemain lawan belum siap untuk bertahan. Akan tetapi, Clippers juga kurang piawai memanfaatkan hal tersebut.

Tak ayal, rata-rata poin fast break per game Clippers baru menyentuh angka 12,5 poin sehingga berada di urutan ke-28. Torehan mereka hanya lebih baik dari Charlotte Hornets dan  Brooklyn Nets. Clippers tentu harus lebih sering memaksimalkan transisi cepat untuk mendulang poin.

Los Angeles Clippers tampil di luar eskpektasi pada awal musim NBA 2025/2026. Mereka perlu membuat gebrakan besar jika ingin kembali bersaing. Lantas, mampukah Clippers bangkit dan lolos ke playoff di NBA 2025/2026?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAtqo Sy