Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Joe Ingles (nba.com)
Joe Ingles (nba.com)

NBA Draft 2009 telah terlewati sekitar 15 tahun lalu. Dari kelas tersebut, lahirlah banyak pemain bintang yang kini berlaga di NBA 2023/2024. Namun, tak sedikit juga pemain yang telah memutuskan pensiun dari kelas tersebut.

Selain pemain yang terpilih, pemain undrafted dari NBA Draft 2009 memiliki kualitas yang sangat baik. Pada 2023/2024 saja, ada tiga pemain undrafted dari NBA Draft 2009 yang masih eksis di NBA. Padahal, pemain undrafted dari NBA 2010, 2011, dan 2012 yang notabene lebih muda sudah jarang terlihat di NBA.

Siapa sajakah yang dimaksud dan seperti apa kiprah pemain undrafted 2009 yang bermain di NBA 2023/2024?

1. Cedera membuat Garrett Temple hanya bermain sebanyak 27 kali untuk Toronto Raptors

Garrett Temple (nba.com)

Garrett Temple yang gagal terpilih pada NBA Draft 2009 tak langsung bermain di NBA pada 2009/2010. Pemain berposisi small forward ini harus bermain dari ajang G League pada musim pertamanya sebagai pebasket profesional. Baru pada 2010/2011, Temple bisa bermain di NBA.

Namun, itu tak mudah bagi Temple. Ia harus berjuang keras demi mendapat kontrak berdurasi 10 hari dari 3 tim berbeda pada 2010/2011. Temple terhitung baru tampil stabil pada 2015/2016 ketika berseragam Washington Wizards. Saat ini, Temple sendiri sudah menjadi pemain langganan di NBA meski sering berpindah-pindah tim.

Pada 2023/2024, Temple bermain untuk Toronto Raptors dalam 27 pertandingan. Catatan tersebut jelas sangat sedikit karena 1 musim reguler NBA 2023/2024 mencapai 82 pertandingan. Sedikitnya penampilan Temple musim ini disebabkan cedera ankle yang dideritanya.

2. Wesley Matthews jadi pemain pelapis di Atlanta Hawks

Wesley Matthews (nba.com)

Sebagai seorang pemain veteran berusia 37 tahun, Wesley Matthews terhitung masih berkualitas. Pemain yang berposisi sebagai shooting guard ini menjadi pemain pelapis yang cukup mumpuni untuk seorang Bogdan Bogdanovic maupun DeJounte Murray. Ia mencatat 3,1 poin, 1,5 rebound, dan 0,6 assist per laga dari 36 pertandingan.

Bicara soal kiprahnya di NBA, Matthews terhitung cukup apik. Ia pernah menjadi andalan bagi beberapa tim, seperti Portland Trail Blazers, Dallas Mavericks, New York Knicks, Milwaukee Bucks, dan Indiana Pacers. Bersama kelima tim itu, Matthews mencatatkan rata-rata statistik yang mentereng.

Ia hanya menurun akibat usia dan menit bermain yang berkurang. Alasan tersebut juga yang membuat Matthews masih diminati tim-tim NBA pada usianya yang tak lagi muda. Sayangnya, Matthews belum pernah mendapatkan satu pun penghargaan selama berlaga di NBA.

3. Joe Ingles sukses membawa Orlando Magic ke babak playoff

Joe Ingles (nba.com)

Tidak seperti dua nama sebelumnya yang gagal membawa timnya ke playoff, Joe Ingles justru sukses melakukan hal tersebut. Small forward asal Australia ini membawa Orlando Magic ke playoff dengan predikat sebagai peringkat lima Wilayah Timur. Ini merupakan sebuah keberhasilan yang besar bagi tim yang dihuni banyak pemain muda. 

Ingles sendiri memang tak begitu mentereng di Orlando Magic. Ia hanya mencatat rata-rata 4,4 poin, 2,1 rebound, dan 3 assist per laga. Itu dicatatkan dalam 68 laga dengan rata-rata 17,2 menit.

Kendati demikian, Ingles mampu memimpin para pemain muda di tim itu. Faktanya, Ingles menjadi pemain tertua Orlando Magic pada NBA 2023/2024. Ia telah berusia 36 tahun musim ini.

Ketiga pemain ini tergolong sebagai pemain pelapis di timnya masing-masing. Kendati demikian, mereka masih eksis pada usia yang tak lagi muda. Mereka menunjukkan jika kualitas masih bisa terjaga di tengah fisik yang menurun akibat usia. Apalagi, mereka memulai semua ini dari nol sebagai seorang pemain undrafted.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team