Veddriq dan Rizki bersama para atlet Indonesia di Olimpiade 2024. (IDN Times/Sandy Firdaus)
Tim FPTI tak terlalu mempermasalahkan jadwal kepulangan yang bergonta-ganti. Namun, menjadi masalah ketika empat atlet panjat tebing pulang dengan penerbangan yang berbeda dengan para pelatih.
"Satu airlines tapi beda jadwal penerbangan," kata Ichal.
Disebutkan Ichal, alasan yang diberikan kepada mereka adalah karena penerbangan penuh. Saat itu, seluruh kontingen Olimpiade lintas negara pulang di tanggal yang sama dan lewat jalur Dubai sebagai rute transit, seperti tim Indonesia.
"Saya gak diam, saya cek datanya. Ternyata di dalam data itu ada 12 penumpang dari KOI Indonesia yang diberangkatkan bareng dengan atlet. Saya komplain dong ini ada 12 orang ini kan boleh dong yang 12 ini kita datang ke airlines kita minta tukar," kata Ichal.
Namun, tak ada perubahan yang dilakukan. Alhasil, tim pelatih terbang dengan penerbangan sore. Sementara, atlet dengan rombongan KOI pulang ke tanah air dengan penerbangan malam.
Bercerita tentang hal ini, Ichal menegaskan tidak ada perseteruan ataupun keributan yang terjadi antara tim Panjat Tebing Indonesia dengan pihak mana pun. Catatan ini dianggapnya jadi bahan evaluasi untuk KOI.
"Kami hanya ingin, kedepannya KOI lebih paham lagi keinginan, kebiasaan, kebutuhan dari tiap cabang olahraga. Gak ada niat menjatuhkan. Karena bagi kami kita berjuang bersama," ujar Ichal.