Kudus, IDN Times - Bicara soal bulu tangkis Indonesia, PB Djarum sudah jadi salah satu ikon penting dalam melahirkan atlet kelas dunia. Tapi, di balik panggung dan podium sang juara, ada sosok yang selama hampir dua dekade tekun dalam proses menjaga regenerasi di bulu tangkis Indonesia berjalan.
Dia adalah Fung Permadi, salah satu legenda bulu tangkis yang sejak 2007 mengabdikan diri sebagai pencari bakat di PB Djarum. Perjalanan Fung kembali ke Indonesia bisa dibilang penuh makna. Saat sedang merantau ke Taiwan, Fung mendapat tawaran untuk pulang dan memimpin pelatihan di Kudus. Tanpa ragu, Fung menerima tawaran itu. Sebab, baginya ini bukan sekadar pekerjaan, tapi sebuah tanggung jawab besar untuk melanjutkan tradisi kejayaan klub yang membesarkannya sejak kecil.
Sisanya, menjadi sejarah awal mula lahirnya bintang dunia. Sejak pertama kali terjun mencari bakat, Fung sudah menyaksikan banyak perubahan. Dari sistem audisi yang dulu masih manual hingga kini serba digital. Dari audisi keliling kota, hingga akhirnya kembali terpusat di Kudus karena pandemi COVID-19.
Namun satu hal yang konsisten, semangat mencari calon juara yang bisa mengibarkan merah putih di kancah dunia. Dari proses panjang itu, lahirlah nama-nama besar seperti Kevin Sanjaya, mantan atlet ganda putra Indonesia yang sempat jadi raja World Tour BWF. Semua ini jadi bukti Audisi Umum PB Djarum yang setia dijalani Fung bukan hanya soal mencari atlet, tapi juga menjaga napas panjang regenerasi bulu tangkis Indonesia.
Berikut hasil wawancara khusus IDN Times dengan Fung Permadi: