Shaun Livingston menerima jabatan director player affairs and engagement Golden State Warriors pada 2019. (nba.com)
Setelah kalah dari Toronto Raptors pada Final NBA 2019, Warriors berusaha merombak skuad. Mereka melepas beberapa pemain veteran, termasuk Shaun Livingston. Namun, Livingston ternyata memilih untuk gantung sepatu daripada pindah ke tim lain.
Memutuskan pensiun menjadi perasaan yang campur aduk bagi Livingston. Dia tidak percaya kariernya bisa sampai sejauh itu.
“Setelah 15 tahun di NBA, saya bersemangat, sedih, beruntung, dan bersyukur sekaligus,” ujar Livingston dalam unggahan perpisahannya di Instagram.
Livingston mengakhiri kariernya dengan catatan yang tidak buruk, terutama bagi pemain yang hampir diamputasi. Dia mengoleksi 833 pertandingan dengan rata-rata 6,3 poin, 2,4 rebound, dan 3 asis. Persentase tembakannya mencapai 48,6 persen, sementara effective field goal dan true shooting percentage-nya masing-masing 48,8 dan 53,1 persen.
Catatan di atas sekaligus merangkum naik-turun kehidupan Livingston di NBA. Ketika banyak orang meragukannya karena cedera parah, dia berani bermimpi untuk terus berusaha bangkit.
Pada akhirnya, kerja kerasnya membuahkan hasil yang sepadan. Livingston mampu mengganti ingatan tentang malam mengerikan dengan malam yang indah. Namanya terpatri sebagai salah satu juara dan petarung tangguh di kompetisi bola basket terbaik sedunia.
“Kisah Shaun Livingston merupakan salah satu kisah paling inspirasional dalam sejarah olahraga profesional,” kata General Manager Bob Myers dalam pernyataan resmi Warriors. “Apa yang dia capai usai mengalami banyak cobaan dan kesengsaraan pada awal kariernya merupakan bukti nyata dia sebagai individu, yang selalu ditandai dengan hal yang luar biasa, keanggunan, dan profesionalisme.”
Livingston sendiri kini menjabat sebagai Director of Players Affairs and Engagement Golden State Warriors. Dia dekat dengan pemain-pemain aktif Warriors yang sempat menjadi rekan setimnya. Livingston juga berusaha menjalin hubungan baik dengan para pemain muda yang bakal menjadi masa depan tim.
Livingston boleh saja sibuk dengan peran barunya. Namun, kisahnya tidak pernah mati. Kejatuhan tragis dan kelahiran kembali Livingston bakal menginspirasi lebih banyak anak-anak muda. Entah itu yang bermimpi untuk berkarier sebagai pemain profesional maupun yang sekadar menjadi penonton.