Secara formal, tindakan Oscar Piastri memang melanggar Pasal 55.15, yang melarang pengereman mendadak setelah lampu safety car padam. Namun, konteks dan interpretasi menjadi kunci dalam menilai layak tidaknya hukuman ini. Jika merujuk kepada insiden serupa di Mugello 2020, ketika restart lambat dari Valtteri Bottas menyebabkan kecelakaan beruntun, FIA tidak menjatuhkan penalti individual dan menyalahkan komunikasi yang kacau sebagai penyebab utama insiden.
Situasi di Sirkuit Silverstone memiliki kemiripan yang signifikan. Restart dilakukan dalam kondisi lintasan basah, jarak pandang terbatas, dan safety car yang memadamkan lampu secara mendadak. Dalam kondisi seperti ini, pemimpin balapan punya hak untuk mengatur kecepatan dengan hati-hati, termasuk melakukan pengereman untuk mengatur jarak sebelum akselerasi. Maka, memberi penalti kepada Piastri karena pengereman dalam konteks ini dapat dipandang sebagai bentuk penegakan regulasi yang berlebihan yang selama ini dianggap cukup lentur.
Para analis The Race menyebut Piastri sebagai korban dari batas toleransi steward yang ketat. Mereka menilai penalti itu memang sah secara hukum, tetapi merusak performa brilian sang pembalap yang tampil dominan pada paruh pertama balapan. Sementara itu, beberapa analis justru menyatakan, Max Verstappen seharusnya lebih siap menghadapi kemungkinan pengereman mendadak dan menyayangkan kecenderungan pembalap yang terlalu cepat mengeluh di radio daripada menyelesaikan masalah di lintasan.
Dengan merujuk kepada Mugello dan inkonsistensi antara kasus George Russell dan Oscar Piastri, keputusan FIA di Sirkuit Silverstone dianggap tidaklah sepenuhnya konsisten. Dalam kerangka itulah Piastri layak mendapat pertimbangan yang lebih adil. Jika tidak dalam bentuk keringanan penalti, maka setidaknya harus dilakukan revisi pendekatan steward terhadap insiden restart pada race mendatang.
Dalam kasus ini, Oscar Piastri memang melanggar regulasi, tetapi tidak semua pelanggaran wajib diberi hukuman seragam tanpa mempertimbangkan konteks. Di tengah kondisi lintasan Formula 1 yang sulit dan komunikasi yang minim, penalti 10 detik disebut-sebut terasa seperti vonis yang terlalu berat. Apalagi untuk tindakan yang tidak mengandung unsur kesengajaan.