Kuzma, bersama Lonzo Ball dan Brandon Ingram, sebenarnya sudah sering jadi andalan musim lalu. Kehadiran James juga dimaksudkan tidak hanya untuk meningkatkan kualitas tim, tapi juga turut memberikan suntikan mentalitas juara bagi pemain-pemain muda ini, termasuk di antaranya Josh Hart dan center asal Kroasia, Ivica Zubac.
Namun, inkonsistensi jadi masalah bagi pemuda-pemuda yang masih berusia di bawah 25 tahun ini. Kuzma, misalnya. Di laga kontra Pistons, ia sukses catatkan poin tertinggi selama kariernya dengan koleksi 41 poin. Namun, tepat di laga berikutnya kontra Jazz, ia mejan dengan hanya catatkan 11 poin dan Lakers dipaksa kalah kemudian.
Masalah inkonsistensi ini juga masih menghinggapi Ingram serta Ball. Dari barisan pemain cadangan, Kentavious Caldwell-Pope dan Michael Beasley tak melulu bisa diandalkan. Pemain lain, semisal Josh Hart dan Lance Stephenson juga inkonsisten. Buruknya para forward dan guard dari Lakers ini turut membuat performa JaVale McGee dan Zubac sebagai center ikut terjun bebas.
McGee contohnya, sebelum ditarik keluar pada akhir kuarter kedua melawan Cavaliers Senin (14/1) pagi tadi, ia bermain 23 menit dan hanya sanggup sumbangkan 2 poin. Zubac yang menggantikannya juga hanya sanggup catatkan 5 poin dari 11 menit bermain. Ini menjadi sorotan penting karena tanpa James, skuat muda Lakers seperti hilang arah dan tidak stabil secara mental.