Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Marc Marquez (motogp.com)
Marc Marquez (motogp.com)

Marc Marquez mengalami musibah. Setelah terjatuh saat sesi pemanasan di Pertamina Mandalika International Street Circuit pada Minggu (20/03/2022), juara dunia enam kali di kelas MotoGP ini kembali menderita diplopia.

Diplopia atau penglihatan ganda adalah kondisi yang menyebabkan seseorang melihat dua gambar dari satu objek. Sepanjang karier balapnya, Marquez sudah tiga kali mengalami gangguan penglihatan ini.

1. Marc Marquez menderita diplopia pertama saat masih di Moto2 pada 2011

Marc Marquez saat berlaga di kelas Moto2. (motogp.com)

Diplopia pertama yang dialami Marc Marquez terjadi saat masih berlaga di kelas Moto2 satu dekade yang lalu. Pada 21 Oktober 2011, Marquez yang mengendarai Suter milik tim Catalunya Caixa Repsol mengalami kecelakaan saat sesi latihan FP1 di Sirkuit Sepang.

Marquez yang masih berusia 18 tahun terluka pada saraf dan otot di bagian mata. Luka inilah yang menyebabkan penglihatan ganda. Oleh karena cedera ini, ia tak bisa mengikuti balapan pada dua seri terakhir dan membuatnya kehilangan gelar juara dunia.

Dirawat dr Sanchez Dalmau, mata Marquez berangsur-angsur pulih. Namun, seperti dikutip Crash, lantaran kesembuhan matanya belum mencapai tingkat yang diperlukan oleh seorang pembalap profesional, pada Januari 2012, Marquez menjalani operasi untuk memperbaiki kerusakan sarafnya.

Upaya ini berhasil. Marquez kemudian bisa pulih sepenuhnya. Pada episode pertama ini, Marc Marquez mengalami diplopia selama 4,5 bulan.

Marquez akhirnya bisa kembali mengendarai motor Moto2 selama tes privat di Sirkuit Alcarras pada 6 Maret 2012. Pada akhir musim, ia merebut gelar juara dunia.

2. Satu dekade tanpa diplopia

Marc Marquez (motogp.com)

Setelah menjadi juara dunia Moto2 pada 2012, setahun berikutnya Marc Marquez berlaga di kelas MotoGP. Tak butuh waktu lama, ia langsung merebut gelar juara dunia, capaian yang menjadikannya juara dunia termuda di kelas premier.

Marquez mengalami masa-masa karier yang gemilang. Hampir satu dekade berlaga di MotoGP, ia tak lagi menderita diplopia. Kondisi matanya tetap aman.

Padahal, dalam rentang waktu itu, ia tercatat mengalami banyak kecelakaan mengerikan. Misalnya saja kecelakaan di Sirkuit Buriram pada 2019. Ada juga kecelakan di Sirkuit Jerez pada 2020, yang membuatnya patah tangan.

3. Diplopia kedua terjadi pada akhir Oktober 2021

Marc Marquez (instagram.com/marcmarquez93)

MotoGP 2021 tak berakhir indah bagi Marc Marquez. Pada 30 Oktober 2021, Marquez mengalami kecelakaan saat latihan off-road di Spanyol. Akibat kecelakaan ini, ia dinyatakan menderita gegar otak ringan.

Dua hari setelahnya, Repsol Honda mengumumkan bahwa Marquez tak akan mengikuti seri balapan terakhir musim itu. Ini lantaran Marc Marquez kembali mengalami diplopia karena ada sarafnya yang terluka.

“Kelumpuhan saraf kanan keempat dengan keterlibatan otot oblik superior kanan. Saraf kanan keempat ini adalah saraf yang sudah terluka pada 2011,” kata dr Sanchez Dalmau pada November 2021 lalu dikutip Crash.

Diplopia memaksa Marquez tak mengikuti beberapa seri balapan terakhir. Ia absen di GP Algarve dan GP Valencia serta tak bisa mengikuti tes pramusim di Sirkuit Jerez.

Untuk penyembuhan kali ini, dr Sanchez Dalmau tidak memintanya untuk menjalani operasi. Setelah 3 bulan tak bisa menggeber motor, pada pertengahan Januari 2022, Marquez akhirnya bisa pulih. Ia pun kembali membalap di MotoGP 2022.

4. Diplopia ketiga kambuh setelah Marquez terjatuh di Sirkuit Mandalika pada Maret 2022

Marc Marquez (motogp.com)

Pada balapan MotoGP seri kedua di Indonesia, Minggu (20/03/2022), Marc Marquez dinyatakan tidak fit dan tak bisa turun ke lintasan. Penyebabnya, Marquez mengalami highside yang mengerikan di tikungan tujuh Sirkuit Mandalika saat sesi pemanasan.

Tim medis MotoGP mengonfirmasi bahwa Marquez menderita gegar otak ringan dan beberapa memar. Meski sempat dibawa ke rumah sakit di Mataram, saat itu tak ada cedera parah yang diderita Marquez. Namun, kabar buruk datang setelahnya.

Selama perjalanan pulang ke Spanyol, Marquez mulai merasa tak nyaman pada penglihatannya. Ia lalu mengunjungi dr Sanchez Dalmau, sang ophthalmologist kepercayaan.

Dokter pun memastikan bahwa pembalap bernomor 93 ini kembali menderita diplopia. Dalam waktu 2 bulan setelah kesembuhannya, diplopia Marc Marquez kambuh lagi. Ini adalah episode ketiga Marquez mengalami penglihatan ganda.

5. Belum ada kepastian kapan Marc Marquez bisa pulih

Marc Marquez (motogp.com)

Kecelakaan yang terjadi pada Marquez di Sirkuit Mandalika memang mengerikan. Selama 3 hari gelaran GP Indonesia, pembalap Spanyol ini terjatuh sebanyak 4 kali. Alberto Puig, Manajer Tim Repsol Honda, masih menyelidiki penyebabnya.

“Kecelakaan hari (Minggu) sangat brutal. Kami perlu menganalisisnya. Mereka (Michelin) membawa ban yang berbeda ke sini dan kami perlu mengerti semuanya. Pembalap kami terjatuh dan kami ingin tahu penyebabnya,” kata Alberto Puig seperti dikutip Crash.

Setelah menderita diplopia untuk ketiga kalinya, belum ada kabar apakah Marquez akan mengikuti GP Argentina yang akan dilaksanakan pada 4 April 2022. Kondisi Marquez terus dipantau secara berkala oleh dokternya.

“Minggu depan, Marc Marquez akan menjalani pemeriksaan baru untuk mengevaluasi perkembangan cederanya dan memprediksi periode pemulihan agar bisa kembali ke kompetisi (MotoGP),” kata dr Sanchez Dalmau seperti dilansir The Race.

Marc Marquez adalah salah satu pembalap paling hebat di ajang balap MotoGP. Ia mencetak berbagai rekor dan prestasi yang mengesankan. Sayangnya, diplopia yang dialami Marquez kembali mengancam kelangsungan kariernya.

Penyembuhan diplopia memakan waktu yang lama dan tanpa linimasa yang jelas. Dalam kasus sebelumnya, proses ini bisa mencapai 3—4 bulan. Setelah menderita diplopia lagi, seperti apa kelanjutan karier Marquez di MotoGP?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team