Francesco Bagnaia berdiri di pit box Ducati Lenovo Team. (motogp.com)
Konsistensi Bagnaia menjadi modal penting. Ia sudah membuktikan bisa tampil dengan sangat kompetitif. Salah satunya ketika ia bisa mengasapi Marc Marquez di GP Aragon.
“Itu adalah kemenangan terbaikku. Sedangkan balapan selanjutnya di Misano menjadi yang tersulit,” ujar Bagnaia dikutip GPOne.
Selain modal konsistensi dan kepercayaan diri, Bagnaia pun dibantu dengan performa Ducati Desmosedici yang mumpuni. Salah satu inovasi terbaru dari pabrikan Borgo Panigale adalah perangkat yang bisa menaikturunkan bagian depan motor, yaitu front ride-height adjuster.
“Motor selalu bisa dikendarai dengan cara biasa, (perangkat) itu hanya sebuah keunggulan. Teknisi kami sangat andal dan setiap orang mencoba meniru, tetapi tak ada motor yang semenarik Ducati,” ungkap Bagnaia.
Duel antara pembalap papan atas MotoGP pada musim ini layak dinantikan. Jika bisa mengalahkan para rivalnya sejak awal musim, bukan tak mungkin Francesco Bagnaia bisa membawa pulang gelar juara dunia MotoGP yang terakhir kali dimenangkan Ducati pada 2007 silam. Bisakah Bagnaia mewujudkannya?