Regulasi 2026 menciptakan tantangan besar bagi para insinyur karena sistem aerodinamika harus bekerja seiring dengan perubahan konsep mesin yang kini menerapkan pembagian output 50/50 antara motor listrik dan mesin pembakaran internal. Sistem listrik meningkat hingga 350 kW, sehingga konsumsi energi dan profil drag harus dikelola dengan lebih cermat. Mobil dengan hambatan udara rendah memang lebih efisien, tetapi engineer harus menyeimbangkan kebutuhan stabilitas saat transisi mode aero.
Integrasi active aero menjadi tantangan teknis utama karena aktuator pada sayap depan dan sayap belakang harus bereaksi dalam skala mikrodetik. Kesalahan kecil dalam algoritma kontrol dapat menyebabkan instabilitas saat peralihan dari z-mode ke x-mode atau sebaliknya. Regulasi juga mempersempit floor dan memperlemah diffuser, sehingga insinyur kehilangan sumber downforce dominan yang diandalkan pada 2022–2025. Pencarian efisiensi harus diarahkan melalui sidepod, kontrol wake, dan desain sayap berperforma tinggi.
Pengendalian wake menjadi elemen krusial karena ketiadaan pelindung lengkung roda membuat arah aliran ban lebih sulit dikendalikan. In-washing boards muncul sebagai titik pengembangan paling strategis, tetapi ruang inovasinya dibatasi ketat oleh Article 3. Penataan komponen internal turut menjadi persoalan karena ukuran mobil lebih kecil dan ruang pendinginan berkurang, sementara energy recovery system (ERS), seperti MGU-K 350 kW dan ES 8.5 MJ/lap, menghasilkan panas signifikan. Aturan ketat komponen aero makin mempertegas batasan karena setiap sayap harus mempertahankan bentuk pada kecepatan tinggi tanpa fleksibilitas yang pernah dimanfaatkan tim sebelumnya.
Tantangan pengembangan meningkat karena FIA menerapkan legality checking berbasis CAD yang menutup celah desain ekstrem. Paket aero harus optimal dalam dua kondisi aliran yang sangat berbeda, yakni x-mode dan z-mode. Secara strategis, integrasi terbaik antara power unit dan aerodinamika berpotensi memberikan keuntungan besar bagi tim seperti Red Bull–Ford, Mercedes, dan Ferrari, sedangkan tim baru seperti Audi dan Cadillac harus menemukan keseimbangan ini dari nol.
FIA merancang regulasi aerodinamika 2026 untuk membentuk era baru Formula 1 yang lebih efisien, lebih kompetitif, dan lebih berorientasi pada integrasi energi-aero. Perubahan ini membuka peluang inovasi, tetapi juga menuntut ketepatan teknis dan interpretasi regulasi yang jauh lebih ketat.