Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-09-20 at 10.04.57.jpeg
Suasana pertandingan Polytron Superliga Junior 2025. (Dok. Megapro)

Intinya sih...

  • Polytron Superliga Junior 2025 menempa mental atlet muda

  • Pelatih PB Champion Kudus, Muhammad Revindra, menekankan pentingnya penumbuhan mental pada atlet usia 10-12 tahun dalam ajang beregu.

  • Turnamen ini menjadi momen untuk menambah jam terbang dan mengasah mental atlet menuju kejuaraan dunia dan Asia beregu.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Polytron Superliga Junior 2025 bukan sekadar turnamen bulu tangkis. Selain memiliki level internasional, ternyata ajang ini juga jadi momen menempa mental atlet sedari dini.

Khusus tahun ini, Superliga Junior menambah dua kategori usia, yakni U-13 dan U-15. Penambahan ini menghadirkan sinyal positif, terutama soal penempaan mental para atlet dalam menghadapi turnamen beregu.

1. Mental memang jadi tantangan

Suasana pertandingan Polytron Superliga Junior 2025. (Dok. Megapro)

Pelatih PB Champion Kudus, Muhammad Revindra, mengakui membina anak-anak usia 10-12 tahun untuk melakoni ajang beregu seperti Superliga Junior 2025, jadi tantangan tersendiri. Terutama soal menumbuhkan mental.

"Tantangannya tersendiri. Pertama, karena yang main ada U-13 ya, rata-rata ada yang umur 10-12 tahun. Jadi bukan hanya masalah teknik dan fisik, tapi paling penting mental di sini," ujar Revindra kepada para jurnalis.

2. Senang karena jam terbang anak-anak bertambah

Pelatih dan pemain PB Champion Kudus di Polytron Superliga Junior 2025. (Dok. Istimewa)

Revindra merasa senang dengan kehadiran Superliga Junior 2025. Menurutnya, ajang inilah yang pada akhirnya membentuk mental pemain. Tidak cuma itu, turnamen ini juga jadi momen para atlet menambah jam terbang.

"Turnamen ini untuk kami bisa dibilang pembinaan atau peluang untuk menambah jam terbang anak-anak. Karena, ini kan pertandingan beregu yang sistem open baru pertama kali kami ikuti juga," ujar Revindra.

3. Batu loncatan ke Kejuaraan Asia dan Dunia

Suasana pertandingan Polytron Superliga Junior. (Dok. Megapro)

Superliga Junior 2025 menerapkan format beregu, seperti Thomas Cup dan Uber Cup. Revindra merasa ini dibutuhkan, karena turnamen beregu di Indonesia cukup minim. Jikapun ada, setahun hanya satu atau dua kali. Alhasil, ajang ini bisa jadi batu loncatan sekaligus momen mengasah mental para atlet menghadapi turnamen beregu dengan level lebih tinggi, seperti Kejuaraan Asia atau Dunia.

"Ke depannya, di level-level berikutnya kan ada Kejuaraan Dunia dan Asia Junior, itu kan ada tim beregu. Dengan adanya Polytron Superliga Junior 2025, mental anak-anak untuk pertandingan beregu ke depannya terlatih sejak dini," kata Revindra.

Editorial Team