Warisan Isiah Thomas di dunia bola basket tidak terbatas kepada statistik atau trofi yang dia raih, tetapi juga kepada dampak yang dia tinggalkan bagi generasi pemain berikutnya. Thomas menunjukkan kepemimpinan, kerja keras, dan keberanian bisa menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan, terlepas dari rintangan yang dihadapi. Bahkan, setelah pensiun, dia tetap aktif dalam dunia basket sebagai pelatih dan eksekutif. Ini sekaligus menunjukkan kecintaannya yang mendalam kepada olahraga ini.
Thomas sempat menjajal peran sebagai kepala pelatih dua kali. Dia melatih Indiana Pacers pada 2000—2003 dan New York Knicks pada 2006—2008. Namun, Thomas tidak pernah berhasil menjadi juara. Prestasinya sebatas menjadi kepala pelatih Tim Wilayah Timur di All-Star Game 2003. Dia lantas terjun ke dunia basket kampus dengan menangani Florida International University pada 2009—2012.
Meski begitu, reputasi Thomas sebagai salah satu point guard terbaik sepanjang masa terus diakui hingga hari ini. Dia menjadi inspirasi bagi banyak pemain muda yang ingin mengikuti jejaknya, terutama mereka yang menghadapi tantangan serupa dalam hal ukuran atau fisik. Tidak berlebihan jika menyebut Isiah Thomas sebagai simbol semangat juang yang sesungguhnya pada era Bad Boys.
Dengan kombinasi bakat, kepemimpinan, dan dedikasi yang luar biasa, Isiah Thomas berhasil membawa Detroit Pistons ke puncak kejayaan pada akhir 1980-an. Dia telah mengukir namanya sendiri dalam sejarah NBA. Thomas bukan hanya seorang pemain hebat, tetapi juga seorang legenda yang terus dikenang oleh para penggemar basket di seluruh dunia.