Mengenal Jacques Villeneuve, Juara Dunia Formula 1 asal Kanada

Berbicara mengenai pembalap Formula 1 asal Kanada, belakangan ini ada nama Nicholas Latifi yang membela Williams dan Lance Stroll yang jadi pilot Aston Martin. Namun, prestasi keduanya jauh dari kata impresif. Mereka sulit untuk bersaing di papan atas.
Kanada sendiri pernah punya pembalap jempolan dalam diri Jacques Villeneuve. Hingga saat ini, ia masih menjadi satu-satunya juara dunia Formula 1 asal Negeri Maple. Ia juga merupakan pembalap Williams terakhir yang menjadi juara dunia.
1. Bakat balapnya mengalir dari sang ayah
Jacques Villeneuve lahir pada 9 April 1971 di Quebec, Kanada. Bakatnya dalam mengemudikan mobil balap sepertinya menurun dari sang ayah, Gilles Villeneuve. Ayahnya merupakan mantan pilot Ferrari dan salah satu pembalap terbaik yang tak pernah juara dunia.
Sayang, nasib tragis menimpa Gilles ketika ia balapan pada GP Belgia 1982 di Sirkuit Zolder. Nyawa Gilles tak terselamatkan usai menabrak bagian belakang mobil milik Jochen Mass pada sesi kualifikasi. Padahal ia digadang-gadang menjadi calon kuat juara dunia musim itu.
Jalan balap Gilles kemudian diikuti oleh Jacques yang mulai terjun di kompetisi balap tingkat junior. Jacques tercatat pernah tampil di ajang Formula 3 Italia, Eropa, hingga Jepang. Berkat hal ini pengalamannya dalam membawa mobil makin meningkat.
2. Juara dunia IndyCar sebelum masuk ke Formula 1
Sebelum terjun ke Formula 1, Jacques Villeneuve lebih dahulu mengikuti ajang IndyCar yang merupakan kompetisi balap yang cukup populer di Amerika Serikat. Musim pertamanya pada 1994, Villeneuve hanya mampu menempati urutan keenam dengan torehan satu kemenangan.
Musim selanjutnya, Villeneuve tampil luar biasa dengan Team Green. Ia mampu menyabet empat kemenangan, termasuk seri paling bergengsi, Indianapolis 500. Pada akhir musim, Villeneuve melengkapi kesuksesannya dengan menjadi juara dunia termuda IndyCar.
3. Debut yang luar biasa di Formula 1
Penampilan menawan Villeneuve di ajang IndyCar membuat Williams mengontraknya pada 1996 untuk mendampingi Damon Hill. Pada balapan debutnya di GP Australia, Villeneuve mampu tampil mengejutkan dengan menyabet pole position.
Bahkan, ia hampir saja menang sebelum disalip Hill pada akhir balapan. Villeneuve bersaing ketat dengan Hill dalam perebutan gelar juara dunia 1996. Hill mampu mengantongi lima kemenangan berbanding empat milik Villeneuve.
Kisah indah Villeneuve pada debutnya di Formula 1 harus terhenti usai gagal finis pada seri terakhir di GP Jepang. Hal itu sekaligus memastikan gelar juara dunia menjadi milik Hill. Namun, ia mampu menunjukkan kepada dunia bahwa pembalap hebat telah datang.
4. Bersaing dengan Michael Schumacher demi gelar juara dunia
Usai gagal menjadi juara dunia pada 1996, semusim berselang Villeneuve kembali ke jalur perebutan juara dunia. Namun, lawan yang ia hadapi adalah pembalap Ferrari, yang juga dua kali juara dunia, Michael Schumacher.
Villeneuve tampil lebih baik pada 1997 dengan koleksi 7 kemenangan, sementara Schumacher hanya mendulang 5 kemenangan. Namun, memasuki seri terakhir di GP Eropa, Schumacher justru unggul satu poin dari Villeneuve.
Drama kemudian terjadi ketika Schumacher dianggap sengaja menabrakan mobilnya ke arah Villeneuve ketika pembalap asal Kanada itu mencoba menyalipnya. Namun, hal itu justru membuat Schumacher terjebak di gravel dan tak mampu meneruskan balapan.
Beruntung bagi Villeneuve, mobilnya tak mengalami kerusakan yang berarti. Ia sangat berhati-hati pada sisa balapan dan membiarkan duo McLaren, Mika Hakkinen dan David Coulthard, menyalipnya pada lap terakhir.
Dengan hasil itu, Villeneuve mengunci gelar juara dunia pertamanya sekaligus menjadi pembalap asal Kanada pertama yang menjadi juara dunia Formula 1. Nasib tragis justru dialami Schumacher yang didiskualifikasi akibat tindakannya yang kurang sportif tersebut.
5. Kariernya makin menurun usai meninggalkan Williams
Semusim setelah menjadi juara dunia, Williams tak mampu membuat mobil yang cukup cepat untuk bisa bersaing dalam perebutan gelar juara dunia. Villeneuve bahkan tak sekalipun meraih kemenangan dan hanya bertengger di urutan kelima klasemen akhir.
Hal itu membuatnya pindah ke BAR pada 1999, padahal tim tersebut baru melakoni debutnya di Formula 1. Benar saja, Villeneuve tampil buruk dan tak mampu menyelesaikan sebelas balapan pertamanya bersama BAR. Ia bahkan tak mendapat sebiji poin pun pada musim tersebut.
Setelah 5 musim yang buruk bersama BAR, Villeneuve sempat bergabung dengan Renault pada beberapa balapan terakhir musim 2004. Setelahnya, ia membela Sauber untuk musim 2005 dan 2006.
Karena serangkaian penampilan buruknya pada 2006, Villeneuve dipecat pada pertengahan musim dan digantikan Robert Kubica. Itu sekaligus menandai akhir perjalanan karier Villeneuve di Formula 1.
Jacques Villeneuve berhasil masuk buku sejarah Formula 1 dengan menjadi juara dunia pada 1997. Bahkan, prestasinya tersebut belum bisa disamai oleh pembalap asal Kanada lainnya hingga saat ini.