Max Verstappen dipromosikan ke Red Bull dari Toro Rosso menggantikan Daniil Kvyat jelang seri kelima Formula 1 2016 di GP Spanyol. Red Bull mencium bakat luar biasa dari Verstappen meski usianya saat itu baru 18 tahun. Keputusan Red Bull terbukti tepat karena Verstappen sukses membawa pulang kemenangan di GP Spanyol.
Performa apik Verstappen sudah terlihat sejak sesi kualifikasi. Ia mampu mencatatkan waktu tercepat keempat. Verstappen hanya kalah dari duo Mercedes, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg, serta rekan setimnya, Daniel Ricciardo.
Pada awal balapan, terjadi crash antara Hamilton dan Rosberg. Insiden itu membuka peluang bagi Red Bull untuk meraih kemenangan melalui Verstappen maupun Ricciardo. Namun, mereka harus bersaing dengan duo Ferrari, Kimi Raikkonen dan Sebastian Vettel.
Red Bull menerapkan strategi berbeda pada balapan tersebut, di mana Verstappen melakukan dua kali pit stop sementara Ricciardo tiga kali pit stop. Strategi dua kali pit stop ternyata bekerja lebih baik. Verstappen mampu meraih kemenangan, sementara Ricciardo berada di posisi keempat di belakang Raikkonen dan Vettel.
Kemenangan itu membuat Verstappen menjadi pemenang balapan termuda dalam sejarah Formula 1. Ia kemudian mulai diperhitungkan sebagai pembalap papan atas. Hal itu pun dibuktikan Verstappen dengan membawa Red Bull mendominasi Formula 1 dengan meraih gelar juara dunia empat kali secara beruntun pada 2021--2024.
GP Spanyol menjadi balapan yang spesial bagi empat pembalap di atas. Mereka meraih kemenangan pertama di Formula 1 dengan berbagai cerita menarik hingga tragis di baliknya.